Halaman

Minggu, 19 Mei 2013

*Ransel Pertama Dy (betapa suci dan hening )



*Ransel Pertama Dy (betapa suci dan hening )

Pada awalnya aku sudah merasakan, betapa dia akan pergi  jauh, meninggalkan kebiasanya di sini, betapa dia akan pergi beberapa waktu dalam  waktu dekat ini. Aku semakin sesak melihat tanggal , melihat bulan. Aku seperti menunggu masa-masa dimana aku akan merasa kehilangan,  kehilangan sesuatu yang seharusnya aku lihat dan aku rasakan. Betapa aku sangat merasa sedih, ketika dia mulai pamit untuk menyampakan kabar kepergiannya. Aku sangat sedih, tapi tidak tahu bagaimana caranya berekspresi alhasil aku hanya tersenyum simpul, menutupkan segala kegudahan yang tiba-tiba saja melanda. Betapa aku menahan air mata yang entah kenapa tercipta setelah kau berkata demikian, betapa aku mengalahkan perasaanku.
Aku merasa kerinduan itu mulai merangkak mendekati diriku, aku seperti menunggu masa-masa tersiksa dengan kerinduan yang nanti benar-benar akan menjelma, semua senyummu , kacamatamu, suaramu. Aku jadi gamang sekali,
Aku berusaha merindukanmu lewat senyum,

Tadi aku menuliskan kegundahanku, melaporkannya ke Neptunus , aku membuat perahu kertas dan aku hanyutkan ke aliran air, aku masih seperti dulu percaya bahwa Neptunus akan membacanya, walaupun aku tahu apa yang sebenarnya terjadi pada perahu kertas ku, Aku pasrah , aku pasrah seperti perahu kertasku selama ini. Betapa kepergianmu adalah sesuatu kebaikan untuk dirimu, 

Aku merasa kau akan dekat sekali dengan laut, aku akan mengirimkan surat-suratku lewat perahu kertas, barangkali kau akan membacanya.  Jauh di dalam hatimu yang terdalam........

Tidak ada komentar: