Halaman

Rabu, 26 Juni 2013

*Para penggerak

Oke hello ? apa kabar ? jadi cerita nya gue mau cerita, * kali ini edisi santai tapai serius *
Loe tahu gak, gue sebel banget hari ini, gimana enggak coba ? masa gue kan sang pelajar tapi tarif ongkos naik gak kira-kira , dan temen-temen gue yang bernasib sama  sebagai pelajar yang kena korban, kenaikan tarif angkot . Loe bayangin aja, masa gue yang biasanya bayar 2000 jadi 4000 , lumayan ngenes kan .
Ngenes lah, gue kan lagi gak punya uang. Eh-tapi kalau gue fikir-fikir setiiap apapun yang terjadi kalau loe semua mau meresapi , mau terdiam untuk merasakan pasti ada hikmahnya. Gue mau berbagi...
 **************

BBM naik, apa pendapatmu ? awalnya aku fikir biasa saja, aku merasa masa remajaku tidak perlu diisii dengan hal-hal semacam ini, aku merasa tidak perlu memikirkan negara ini. Tapi setelah menginjakan kaki ke dunia SMA, dan karena semakin peka dan banyak membaca buku. Akhirnya aku memikirkan nasib bangsa ini.
Susah ? Iya, itu pasti yang diraskan semua rakyat di negeri ini, apalagi yang uangnya serba pas-pas san. Kalau untuk orang-orang berdasi di luar sana, aku "tidak" tahu yaa.. Begini, oke ini Indonesia, aku pernah berfikir mengapa aku hidup di negeri yang menyakitkan ini ?ah tak apa . Nanti mungkin aku dan teman-temanku adalah generasi terakhir yang merasakan semua kebobrokan negeri ini, cukup sudah korupsi sampai pada orang-orang tua di parlemen sama. Semoga kedepannya tidak ada lagi korupsi di negeri tercinta ini. *aamiin lah dengan sungguh-sungguh *
Kamu tahu, sebenanrnya saya muak setiap kali melihat koran yang ada di ruang tamu , setiap hari selalu memuat berita-berita buruk tentang pemimpin  negeri ini. Tulisan-tulisan itu selau berbicara apa saja yang membuat sakit hati orang-orang di negeri ini. Well, aku merasa negeri ini banyak dosa. Oke, kayaknya bukan negeri ini. tanah Indonesia tidak pernah salah. Tapi menurut aku "kami" ya ya ya orang-orang di Negeri ini yang salah.
Kalau aku sedang meresapi setiap bunyi klason di macetnya ibu kota, aku seakan-akan melayang dan termiris melihat pengamen anak-anak yang terpaksa mencari nafkah untuk makan mereka. Suara-suara hambar yang bahkan sudah lemah untuk meminta-minta. Dan aku, adalah orang yang membenci aksi kakak-kakak beralmameter yang hanya bisa teriak-teriak di jalan, yang hanya bisa bertengkar dengan polisi *baca mahasiswa* Semua ini bermula saat aku menonton kerusuhan 1998. Peduli apa, mahasiswa sekarang ? Demo hanya sekedar demo, hanya label semanggat kemahasiswaan. Bagi aku, lebih baik mereka semua belajar dengan baik. Yang nanti nya bisa berguna untuk ikut membantu memperbaiki negeri ini.

Oke, itu aja, selebihnya aku sedih dengan keadaan negeri ini. Tapi aku percaya , esok pasti ada harapan dan janji masa depan yang lebih baik untuk Indonesia...



Sabtu, 22 Juni 2013

*Suatu saat nanti,

Hai, aku ingin bercerita.

Aku kenal mbak Sinta, dia penderita lupus . Kalian tahu lupus kan ? penyakit seribu wajah yang  termasuk dalam kategori penyakit paling mematikan di Dunia. lantas kalau kita adalah seseorang yang di vonis mengidap penyakit lupus bagiamana ? Tidak mau hidup lagi ? Atau apalah- gejala-gejala putus asa. Tapi semua orang yang diberi ujian berupa sakit sebenarnya bisa memilih apakah ingin melawan sakit tersebut atau, , atau...... memilih kalah dengan penyakit. Tapi mbak Sinta memutuskan melawan semua sakitnya. Bahkan dia sampai menmepuh S2 di Unpad ... Luar biasa sekali bukan.

Aku percaya
dunia ini bukan hanya milik orang-orang sehat saja, bahwa kami orang-orang sakit tugas kami mungkin menyadarkan bahwa kesehatan itu mahal dan " bersyukur " itu wajib dalam keadaan apapun.Aku tidak sakit lupus, tapi aku juga termasuk orang-orang yang berpenyakit .

Bagi aku, sesakit apapun aku, semua mimpi-mimpi yang sudah aku percaya akan terus aku perjuangkan. Dengan kesungguhan, dengan doa. dan diisi dengan Sabar..

" Suatu saat nanti....
entah kapan ...
aku pasti mendpaat gelar Sarjana
entah kapan...
aku pasti
bisa berdiri di puncak tertinggi... "

Aamiin

Jumat, 21 Juni 2013

*Menceramahi diri sendiri

Kau tidak pantas, berprilaku dan berucap seperti orang yang tak memiliki Allah, apa kau fikir dengan menumpahkan semua air matamu hari ini juga akan menyelsaikan masalah ? apa kau fikir dengan memukuli diri sendiri akan menyelsaikan masalah ? Camkan ini baik-baik " Sabar itu pada pukulan pertama " kau berhak mati atas jalan dakhwah yang kau tempuh, kau berhak mati bahkan saat menmperjuangkan mimpimu. Cobaanmu hanya sebatas itu, kau lihat contoh terkecil Umar bin Abdul Aziz dalam rangka 2tahun tubuhnya hancur karena memimpin rakyatnya. Lantas, kau tidak perlu menjadi Umar, kau cukup mendakwah hal-hal kecil pada dirimu sendiri dan orang lain dengan perbuatan yang nyata. Karena cinta adalah perbuatan, kau cukup membuktikannya. Sesakit apapun, senestapa apapun, kamu adalah wanita terbaik setidaknya untuk hati nuranimu sendiri.
kau merasakan apa ? gelap ? gelap ? kau jangan berucap seperti orang yang tak memiliki Allah, kau lupa bahwa ada kasih sayang Rabbmu, terhadap apa yang sekarang dia ujikan padamu saat ini. Termasuk sakit, Liana coba kau renungkan berapa kali kau sakit dalam setahun ? atau seminggu ? kalau kau merasa setiap hari. Maka berbahagialah Liana, barangkali dosamu banyak yang terhapuskan.
Liana,
Setiap insan yang ada di muka bumi ini memiliki episode kehidupan masing-masing, dan tentu di setiap episode kehidupan yang berjalan tidak dapat dipungkiri bahwa di dalamnya selalu ada ujian yang datang. Ujian ini bisa jadi berupa teguran dan juga bentuk kasih sayang dari Allah SWT, tergantung bagaimana kita menyikapinya dengan hati yang bersih kah atau dengan hati yang keruh dengan noda hitam. Maka hanya insan yang berhati bersihlah yang mampu mengambil saripati hikmah dari setiap ujian yang Allah berikan kepadanya, bahwa sesulit apapun ujian yang datang pada dirinya akan diyakini bahwa itu sebagai bentuk kasih sayang Allah kepadanya agar ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari episode-episode sebelumnya.

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW: 
"Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ’Azza wa jalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah." (HR. Tirmidzi).
Sudah seharusnya kita menjadikan ujian yang datang sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Memiliki semua jawaban atas setiap permasalahan hidup kita. Ujian yang datang membuktikan bahwa diri kita ini begitu lemah, sehingga kita membutuhkan pertolongan Allah SWT. Ujian yang datang bukan karena Allah benci kepada kita, tapi sungguh karena Allah sayang kepada kita.
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman:
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. An Nasyr: 5)
Allah memiliki banyak pintu kemudahan agar kita bisa melewati setiap ujian yang datang, maka Sertakanlah selalu hati yang bersih dan keyakinan yang menghujam di dalam dada akan dekatnya pertolongan Allah manakala kita pun dekat denganNya.
Jangan pernah ragu akan janji datangnya pertolongan Allah, Allah lah yang punya kuasa membalikkan keadaan, Allah lah yang memiliki kuasa menjadikan kita tersenyum bahagia selepas kita menangis, dan Allah lah yang memiliki kuasa atas setiap jawaban di setiap ujian yang kita hadapi. Jangankan menenangkan ombak yang ganas, menenangkan air mata kita yang larut di pipi dan mengubahnya menjadi senyuman yang manispun Allah sudah pasti sanggup.
Maka untuk apa kita ragu, yakinlah Ada kasih sayang Allah di balik ujian yang datang dan mulai saat ini, ketika ada ujian yang datang haruslah kita hadapi, hayati dan nikmati...
Bersabarlah kawan, jangan mengeluh atas musibah atau ujian yang kita alami, jadilah orang yang beruntung. Ingat bahwa Allah Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

Jumat, 14 Juni 2013

Hanya Isyarat (Dee Lestari)

Hanya Isyarat (Dee Lestari)

Aku menghela nafas. Kisah ini terasa semakin berat membebani lidah. Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggung saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia bebalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa.
Dia datang sekelebat. Fantasimu tertinggi. Impianmu yang paling mumpuni. Tapi seperti turis numpang lewat, dia datang untuk kembali menghilang. Akhirnya kamu cuma sanggup menyampaikan perasaanmu lewat cara yang paling halus, demi menyelamatkan hatimu dari kemungkinan patah atau remuk.

Kadang, cinta berlaku seperti turis. Sejenak dia singgah, lalu kembali meneruskan perjalanannya entah ke mana. Seperti bintang jatuh, yang numpang lewat sesaat di angkasa, ada cinta yang datang hanya untuk kembali menghilang. Yang jelas, selewat atau menetap, cinta pasti punya pelajarannya sendiri bagi sang hati.


Cukup lihat dari belakang, dan dari jauh. Meski demikian, punggung itu selamanya meninggalkan jejak di hati kamu. Pernahkah kamu mengalami “cinta turis” semacam itu? Di mana? Sebatas apa kamu sanggup mengungkapkannya, menikmatinya? Please share your “isyarat”. Karena keindahan cinta sesungguhnya tersebar di mana-mana. Bukan semata-mata di lagu atau surat, bukan cuma di karya seorang pujangga atau di seikat mawar merah. Kadang cinta bisa tersampaikan lewat isyarat sehalus udara, air hujan, dan cahaya bulan. Jika kita mau menengok dan memberi kesempatan, setiap saat alam menyampaikan cintanya pada kita, dan membiarkan dirinya ibarat merpati pos yang sudi menyampaikan cinta kita pada siapa pun, di mana pun.



Dan kalau boleh menambahkan satu permintaan sederhana: hari ini, maukah Anda meluangkan sedikit waktu untuk menyampaikan cinta Anda lewat alam? Cukup hayati keindahannya, dan dedikasikan keindahan itu bagi seseorang. Dalam hati saja.

Siapa tahu... alam memberikan jawabannya pada Anda dengan cara yang tak diduga.
 

Hasil tes psikologi saya, entah percaya atau tidak..

1.Menggambarkan bahwa anda adalah orang yang tenang dan tegas dibawah tekanan.
2.
Bakat anda adalah berkomunikasi yang ekspresif.
Anda selalu dapat menemukan kata kata untuk mengekspresikan apa yang dirasakan.
orang-orang segera menyadari itu juga sama persis dengan yang mereka rasakan. mereka berkata bahwa berbagi kebahagiaan semakin menjadi berlipat ganda, sementara berbagi duka membuat kita semakin terpisah.
anda nampak dapat selalu menolong orang lain dan menemukan sisi yang benar dalm komunikasi
3.
orang orang yang melihat plastik sampah yang terikat rapi memiliki rasa penguasaan diri yang kuat. mungkin terlalu kuat, anda tidak suka memperlihatkan kelemahan atau mengeluh - harga diri anda tidak mrngijinkan anda.
tapi membiarkan orang lain mengetahui apa yang sebenarnya anda rasakan bukanlah tanda orang lemah.
jangan terlalu tegang dan biarkan udara keterbukaan masuk sebelum semua sampah membusuk dan berbau busuk
4.Orang yang walaupun terlihat santai tapi tidak pernah lengah 
5. punya segudang cinta untuk di sebrkan kepada semua orang disekitar
6.menunjukan tingginya rasa OPTIMIS
7. polos seperti anak kecil, sehingga mudah dimengerti dan diterima orang lain walaupun gampang ditipu juga

Ah entahlah, aku percaya atau tidak

Selasa, 11 Juni 2013

* Aku jatuh cinta, yang tidak aku tahu

Aku jatuh cinta pada seseorang
Yang tidak aku tahu sinar mata nya..
Aku jatuh cinta pada seseorang
Yang tidak aku tahu suara nya
Aku jatuh cinta pada seseorang
Yang aku tidak tahu bagaimana melodi suaranya bercerita

Tapi, yang aku tahu
yang aku r a s a
a k u m e n c i n t a i n y a
Lewat jarak yang berabad terlampau jauh

Aku menyimpan cinta itu
di tempat yang paling spesial
 aku tahu, aku merasa
cintaku tak pantas menggapai cinta nya

Tak apa,
Aku jatuh cinta pada seseorang
yang Cintaku tak mampu menCintainya 

* Puisi ini di tunjukan untuk Nabi tercinta, Nabi Muhammad SAW....

Senin, 10 Juni 2013

Intermezo




Hai, apa kabar.
Sudah lama aku tidak menulis di blog ini.
Sebenarnya aku binggung mau menulis apa, belakangan ini perasaanku . Tidak aku mengerti lagi, bahkan naskah-naskah di notebook ku mengantung lama sekali.

Aku tidak tahu, hal apa yang membuat perasaanku menjadi gamang sekali, aku tidak mengerti. Kemana larinya semua inspirasiku ? mereka seperti hilang.
Apa aku memang butuh JEDA dari semua rutinitas ini, aku butuh liburan ? aku butuh pantai ? Ya, aku memang sedang merindukan itu semua. Tapi, aku sudah berusaha ke beberapa tempat, yang bisa membangkitkan perasaan cinta yang aku perlukan untuk menulis naska-naskahku lagi, aku mungkin butuh berjalan di bangsal rumah sakit ? Aku butuh terdiam takzim di gerbong kereta,? Atau berjalan menyusuri fakultas Sastra ? Aku tidak tahu, kemana aku harus malangkah lagi. Semua inspirasiku seperti hilang. 

 


Dan, entah kenapa aku merasa aku bukan diriku sendiri, seperti ada beban yang tiba-tiba saja menghantui hidupku. Aku tidak tahu apa itu, aku tidak mengenalinya.
Apa itu karena aku sedang dalam keadaan bermasalah ? aku bermasalah dengan diriku sendiri ? Aku benci perasaan tidak mengenal ini, aku benci perasaan tidak tahu ini. Yang jelas, apada jeda yang aku buat bisu, aku merasa kehilangan itu meringkusku.

Membunuh kemengertianku.....

Jumat, 07 Juni 2013

#Tulisan . ka Arif

PROLOG

Alina. Perempuan Pengeja Rasa..

Alina, masihkah kau percaya jika tanda titik adalah penghabisan dari sebuah kalimat kehidupan? Tentu tidak Alina , karna tanda titik hanyalah ibarat sebuah tempat peristirahatan sementara dikala kau ingin menghelak nafas barang sejenak, atau sekedar melepas lelah setelah sekian lama berjalan dan terus berjalan tanpa henti, hanya untuk mengeja sebuah rasa yang sampai sekarang belum kau pahami artinya.

Alina, masihkah kau terus menggenggam erat sepotong asa yang hampir-hampir saja jatuh tergeletak menyusur tanah, saat genggaman tanganmu mulai melemah dan tubuhmu gontai berjalan seperti seorang pesakitan paling rapuh dikehidupan ini. Tentu saja, Alina – kau harus tetap menggenggamnya erat-erat , meski sepotong asa itu bisa menggetarkan sekujur tubuh lemahmu. Kau tidak hanya punya sepotong asa Alina, tapi kau punya berjuta-juta harapan yang suatu saat bisa membuatmu kembali tersenyum manja, seperti sedia kala.

Alina, kau pernah mengatakan kepadaku, kalau kau adalah wanita kuat, tegar dan pantang menyerah. Tapi alina, satu hal yang perlu kau tahu. Sekuat apapun dirimu, kau tetaplah seorang wanita alina. Kau punya sisi lemah yang mungkin tak kau sadari, tapi sisi lemah itu adalah hakikatmu sebagai seorang perempuan yang diciptakan dari tulang rusuk pria. Kau tetap butuh seseorang untuk menopang sisi lemah itu. Dan suatu saat jika kau pahami itu, kau tahu harus pergi menemui siapa.
Alina, bahkan sampai saat kau menghembuskan nafas terakhir, kau tetap tak mampu mengeja rasa itu lewat mulut dan kata-katamu. Tapi bagiku, kau lebih dari mengeja sebuah rasa. Karna kau punya hati yang putih,lembut dan bening seperti mata air yang tak terjamah.

Alina, kau lebih dari sekedar wanita biasa. Aku tahu itu. Bahkan sampai detik ini, aku berharap Tuhan sudi menciptakan wanita sepertimu lagi, meski aku tahu itu takkan mungkin terjadi. Seorang alina akan tetap menjadi seorang alina. Perempuan bernama alina, seorang pengeja rasa. Dan aku adalah satria, yang hendak menunjukkan padamu cara mengeja rasa itu. Tapi sebelum semua itu terjadi, kau hanya tinggal nama, oh Alina.

#Hanya Puisi

Aku tidak mengerti.
kemana semua larinya inpirasiku
hilang, melayang entah kemana...

memang seperti ada yang membuat sesak di hati.
tapi aku tidak tahu pasti apa itu.

kemanakah saat aku memejamkan mata, tertidur ?
yang aku tahu, mataku terpejam tapi ada rindu yang sepertinya tidak terucap.
rasa yang tertinggal jauh sekali
aku memejamkan mata, tapi aku menagis dalam tidur

aku menjerit tak bersuara,
kemana larinya semua senyuman itu
mengapa hidupku jadi tak bergairah begini

Aku tidak melihat, dengan hati lagi.
apa hati ini sedang kecewa, sedang jenuh dengan semuanya ?
apa aku sedang muak, dengan dunia ini.
Tapi mengapa ? mereka tak salah apa-apa.

Wahai hati, ada apa
apa yang membuat kau merusak semua talamusku, kemudian menjadi mati rasa
gagal menerjemahkan banyak hal.

 karya : pemilik blog yang sedang galau


FIRASAT _ RECTOVERSO

Dunia tidak lagi sama. Hidup ini menjadi asing. Aku sedih untuk sesuatu yang tak kutahu. Aku galau untuk sesuatu yang tak ada. Dan jari ini ingin menunjuk sesuatu yang bisa menjadi sebab, tapi tak kutemukan apa-apa. Pada saat yang sama, seluruh sel tubuhku berkata lain. Mereka tahu sesuatu yang tak dapat digapai pikiran. Apa rasanya, jika tubuhmu sendiri menyimpan rahasia darimu?
-Firasat, Rectoverso-


“Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat”
-Hanya Isyarat, Rectoverso-

Hati adalah air, aku lantas menyimpulkan. Baru mengalir jika menggulir dari tempat tinggi ke tempat lebih rendah. Ada gravitasi yang secara alamiah menggiringnya. Dan jika peristiwa jatuh hati diumpamakan air terjun, maka bersamamu aku sudah merasakan terjun, jumpalitan, lompat indah. Berkali-kali. Namun kanal hidup membawa aliran itu ke sebuah tempat datar, dan hatiku berhenti mengalir.



-Peluk, Rectoverso-


Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan karena ketakutannya akan sepi.
-Rectoverso-

Terkadang orang lupa, kebahagiaan yang terlampau memuncak akhirnya bisa melumpuhkan.
-Tidur, Rectoverso-

“Dengarkah kamu? Aku ada. Aku masih ada. Aku selalu ada. Rasakan aku, sebut namaku seperti mantra yang meruncing menuju satu titik untuk kemudian melebur, meluber, dan melebar. Rasakan perasaanku yang bergerak bersama alam untuk menyapamu.”
-Aku Ada, Rectoverso-

Aku ingin membisikkan selamat tidur, jangan bermimpi. Untuk bersamaku, ia tak perlu mimpi.
-Rectoverso-

‘Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat. Aku menemuimu tanpa perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa…’ Pesan ini akan tiba padamu, entah dengan cara apa.
-Aku Ada, Rectoverso-


Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan ketakutannya akan sepi.
-Rectoverso-


Menahun sudah aku tahu, hari ini akan tiba. Tapi bagaimana bisa pernah kujelaskan? Aku menyayangimu seperti kusayangi diri sendiri. Bagaimana bisa kita ingin berpisah dengan diri sendiri
-Peluk, Rectoverso-


Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki
-Hanya Isyarat, Rectoverso-

“Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya.” 
-Rectoverso-


Semoga termotivasi :)
i“bagaimana kita bisa tahu sesuatu firasat atau bukan?”


“kamu harus cek ke dalam, dan cek ke luar. pesan yang sama biasanya datang berulang. lewat suara hati, atau gejala alam. dan biarpun pikiran kamu ingin menyangkal, seluruh sel tubuh kamu seperti sudah tahu.’

“lalu… kalau saya tidak suka dengan yang dikatakan firasat saya, lantas apa?”

“kamu hanya perlu menerima. ketika belum terjadi, terima firasatnya. ketika sudah terjadi, terima kejadiannya. menolak, menyangkal, cuma bikin kamu lelah.”

“perlu saya memperingatkannya? kalau saya kasih peringatan pada orang yang bersangkutan, kejadiannya bisa batal kan?”

“batal atau tidak, yang memang harus terjadi akan terjadi. kalau kamu rasa perlu memperingatkan, pasti kamu akan dimampukan. tapi kalau ternyata tidak perlu, sekuat apapun kamu kepingin, kamu tidak akan bisa.”

“untuk apa seseorang mengetahui sesuatu kalau memang tidak ada yang bisa diubah?”

“kita tak tahu dan tak pernah pasti tahu hingga semuanya berlalu. benar atau salah, dituruti atau tidak dituruti, pada akhirnya yang bisa membuktikan cuma waktu. dan itu membuat kita kadang bertanya: lalu, untuk apa? untuk apa diberi pertanda jika ternyata tak bisa mengubah apa-apa? Untuk apa tahu sebelum waktunya? memang tidak mudah menerima pertanda, menerima diri kita yang dikirimi pertanda, dan menerima hidup yang mengirimkan pertanda. Firasat tidak menjadikan kita lebih pandai dari yang lain. seringkali firasat justru menjadi siksa.”

Firasat. Rectoverso. Dewi ‘dee’ lestari.

maafkan kisah kita harus berakhir di sini
"...Aku teringat detik-detik yang kugenggam. Hangat senyumnya, napasnya, tubuhnya, dan hujan ini mengguyur semua hangat itu, menghanyutkannya bersama air sungai, bermuara entah ke mana. Hujan mendobrak paksa genggamanku dan merampas milikku yang paling berharga. Hujan bahkan membasuh air mata yang belum ada. Membuatku seolah-olah menangis. Aku tidak ingin menangis. Aku hanya ingin ia pulang. Cepat pulang. Jangan pergi lagi."

Kemarin, kulihat awan membentuk wajahmuDesau angin meniupkan namamuTubuhku terpakuSemalam, bulan sabit melengkungkan senyummuTabur bintang serupa kilau auramuAku pun sadariKu segera berlari
Cepat pulang, cepat kembaliJangan pergi lagiFirasatku ingin kau tukCepat pulang, cepat kembaliJangan pergi lagi
Akhirnya, bagai sungai yang mendamba samudera,Ku tahu pasti ke mana kan ku bermuaraSemoga ada waktuSayangku, ku percaya alam pun berbahasaAda makna di balik semua pertandaFirasat ini...Rasa rindukah ataukah tanda bahaya?Aku tak peduliKu terus berlari
Cepat pulang, cepat kembaliJangan pergi lagiFirasatku ingin kau tukCepat pulang, cepat kembaliJangan pergi lagi
Dan lihatlah, SayangHujan turun membasahiSeolah ku berair mata
Cepat pulang, cepat kembaliJangan pergi lagiFirasatku ingin kau tukCepat pulang, cepat kembaliJangan pergi lagi
Aku pun sadariKau tak kan kembali lagi
 
 
 
Dunia tidak lagi sama. Hidup ini menjadi asing. Aku sedih untuk sesuatu yang tak kutahu. Aku galau untuk sesuatu yang tak ada. Dan jari ini ingin menunjuk sesuatu yang bisa menjadi sebab, tapi tak kutemukan apa-apa. Pada saat yang sama, seluruh sel tubuhku berkata lain. Mereka tahu sesuatu yang tak dapat digapai pikiran. Apa rasanya, jika tubuhmu sendiri menyimpan rahasia darimu?
-Firasat, Rectoverso-


“Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat”
-Hanya Isyarat, Rectoverso-

Hati adalah air, aku lantas menyimpulkan. Baru mengalir jika menggulir dari tempat tinggi ke tempat lebih rendah. Ada gravitasi yang secara alamiah menggiringnya. Dan jika peristiwa jatuh hati diumpamakan air terjun, maka bersamamu aku sudah merasakan terjun, jumpalitan, lompat indah. Berkali-kali. Namun kanal hidup membawa aliran itu ke sebuah tempat datar, dan hatiku berhenti mengalir.



-Peluk, Rectoverso-


Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan karena ketakutannya akan sepi.
-Rectoverso-

Terkadang orang lupa, kebahagiaan yang terlampau memuncak akhirnya bisa melumpuhkan.
-Tidur, Rectoverso-

“Dengarkah kamu? Aku ada. Aku masih ada. Aku selalu ada. Rasakan aku, sebut namaku seperti mantra yang meruncing menuju satu titik untuk kemudian melebur, meluber, dan melebar. Rasakan perasaanku yang bergerak bersama alam untuk menyapamu.”
-Aku Ada, Rectoverso-

Aku ingin membisikkan selamat tidur, jangan bermimpi. Untuk bersamaku, ia tak perlu mimpi.
-Rectoverso-

‘Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat. Aku menemuimu tanpa perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa…’ Pesan ini akan tiba padamu, entah dengan cara apa.
-Aku Ada, Rectoverso-


Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan ketakutannya akan sepi.
-Rectoverso-


Menahun sudah aku tahu, hari ini akan tiba. Tapi bagaimana bisa pernah kujelaskan? Aku menyayangimu seperti kusayangi diri sendiri. Bagaimana bisa kita ingin berpisah dengan diri sendiri
-Peluk, Rectoverso-


Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki
-Hanya Isyarat, Rectoverso-

“Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya.” 
-Rectoverso-


Semoga termotivasi :)