Halaman

Jumat, 13 Desember 2013

Puisi penggalauan

Puisi: Penggalauan

Standard

Yang kuingat darimu adalah
Senyum yang sederhana
Tidak pernah berlebihan tapi mampu melunturkan segala aura buruk di ruang dada

Yang kuingat darimu adalah
Hujan saat senja memeluk
Tapi kau malah tersenyum gila

Yang kuingat darimu adalah
Isakan tangis di siang hari
Tapi kau  malah tertawa bahagia di sore hari

Yang aku ingat darimu adalah
Mata warna warni
Tapi terkadang mengalir bulir bening di pipi

Yang aku ingat darimu adalah
Apa yang tidak aku baca
Dari mataku sendiri.







 ****






Betapa hujan pernah membawa dirimu kepadaku
Menjadikan kita akrab dalam satu cangkir kopi yang mengepul
Dan kamu yang berkisah tentang puluhan bintang di angkasa’
Sementara aku berkisah tentang mimpi-mimpi kita yang di anggap gila.

Betapa hujan pernah menceritakan kisahmu padaku
Tentang air mata yang tertahan di sudut ruang dadamu
Dan kamu tidak menggubris hal itu
Sementara hatimu ingin meledak tak kuasa menahan rahasia

Betapa hujan sudah bosan berkisah tentangku
Aku yang nyaris mati menahan rindu
Pada hujan yang menceritakan kisahmu
Atau pada bulir bening yang selalu kau anggap tidak jatuh













***


Apakah yang akan dilakukan seseorang
Kita tidak bisa mengapuskan satu nama dalam hidupnya

Seperti aku
Yang tidak bisa kau hapus
Apakah kau akan bersimpuh, memohon kepergianku ?

Atau kau justru diam berkepanjangan
Seperti orang hampa yang tidak tahu harus apa

Udara tak beku
Malam tak senyap
Kau panik menghubungiku
Dan percakapan bisu pada malam yang mendadak mati

Aku tida bisa menghapuskanmu
Ucapmu, sambil membakar fotoku.
 yang kemudian kau tangisi dalam diam
dan kelammu..
Jakarta, hujan rintih-rintih di bulan November 2013

Selasa, 10 September 2013

Love story :tidak memiliki rahim , tak apa sayang

 ( Love story :tidak memiliki rahim , tak apa sayang

Kisah ini kembali tertulis dan membenai lidah, aku sampaikan kesedihanku kemarin pada angin yang berhembus, sungguh aku sangat ketakutan. Dimanakah kamu ? lihatlah, sekarang aku terlihat sangat menyedihkan dan kamu ada di sampingku
****
Deburan ombak seakan menamani hati yang sedang nelangsa ini, Matahari sore yang brsinar lembut menemani tangisku dan ceritaku tentangmu,
“Saat aku tahu aku sakit, aku memutuskan pindah ke luar kota “ aku membuka percakapan yang akan menyedihkan ini. Pria di sampingku masih menatap lurus senja di pantai
“Aku ketakutan, aku stress dlam waktu lama “ aku masih menjelaskan, sementara lelaki di sampingku masih terus terdiam.
“aku takut akan banyak hal, aku takut kamu gak bisa nerima keadaan aku ! “
Pria di sampingku menoleh dan mentapku dengan tatapa tajam
“Bicara apa kamu ? “ dia membuka suara, bertanya sinis
“Aku membicarakn hal-hal bodoh yang seharusnya tidak ada di fikiran aku, tapi kau harus sadar aku ini penyakitan dan gak bisa ngasih kamu seorang anak ! “
Air mata itu tertahan di sudut mata, rahangku mengeras menahan emosi dan air mata
“Kita akan tetap melanjutkan pernikahan !’’
Aku terdiam cukup lama, air mata itu tumpah dan senja di pantai ini benar-benar terasa menyedihkan
“Aku setiap hari mencintai kamu , kalau kamu gak ada gimana bisa aku hidup ? “ Pria di sampingku berujar
Aku menoleh, tersenyum dan menitihkan air mata lagi
“Di dunia ini, gak semua orang bisa jadi seperti bidadari , aku tahu hamil dan melahirkan adalah impian semua wanita d muka bumi ini. Tapi dalam beberapa kasus , Tuhan memberikan kamu cobaan seperti ini bukan untuk diratapi, tapi itu adalah ladang pahala untuk kamu, Kta bisa mengadopsi anak yatim di panti asuhan “
Aku tertunduk, meremas sapu tangan dan ucapan pria si sampingku benar,
“Aku ngerti, kalau orang yang dinyatakan sakit fikiran dia akan bilang dia sakit dan dia akan sakit, itu berlakukan buat kamu ? kamu dinyatakan sakit dan fikiran kamu terus bilang bahwa kamu ini penyakitan ! “
Pejaman mataku lelah lagi, tidak menyadari bahwa aku mengangukan kepalaku sendiri, ribuan butir penat hinggp penat hinggap saat itu juga mengeras di benakku
“Aku memang gak pernah sakit separah kamu, makanya Tuhan menjodohkan kita agar aku terus jadi orang yang bersyukur , “
Langit-langit senja semakin indah dan hatiku bahagia setengah mati mendegar peryataan itu
“Kesempatan untuk sembuh selalu ada, percaya sama saya , kita buat pernikahan kita bahagia “
Lelaki di sampingku tiba-tiba berdiri dari duduknya, meninggalkan aku seorang diri di pantai ini.
********************************
Maafkan aku sayang senja kala itu, lihatlah aku sekarang bisa melihat wajah ramahmu setiap membuka mata dan aku merasakan sel-selku yang rusak membaik
Sayang , maaf jika aku sering membuat masakan dengan rasa yang aneh, tapi kau tetap menghabiskanya, apa kau ini rakus ?
Sayang, lihatlah anak yang kita adopsi di panti asuhan ini aku beri nama Senja, persis seperti percakapan kita sebelum pernikahan.
Kamu adalah imam terbaik yang dipilhakn lagsung oleh Tuhan, dan aku ingin terus sembuh dan merangkai mimpi bersama kamu, karena hanya bersama kamu segala sesuatunya ada dan dekat,
Sayang, kisahmu benar dan aku mengerti akan satu hal “Anak kandung lahir dari rahim tapi anak angkat lahir dari hati  “
Terimakasih sayang, sepertinya aku mau pingsan lagi
Aku mencintaimu setiap hari..
******
Istriku, aku ini tampan
Itu sudah pasti, tapi aku baru sadar setelah menikah denganmu, ternyata beberapa kawanku menyampaikan kabar patah hati dari para wanita yang mengatakan aku tampan.
Dan pria yang baru sadar bahwa dirinya tampan ini ternyata sangat beruntung mempunyai istri sepertimu,
Masakananmu memang tak selalu lezat, bahkan abstrak
Wajahmu memang tidak selalu cantik , tapi sejuk untuk aku pandangi
Dan bacaan al-Qur’anmu juga tak semerdu guru ngajiku, tapi menarik
Dan saat kamu benar-benar mengabdikan hidupnya untuk menjadi istriku, aku merasa kado itu adalah kado indah dari Tuhan,
Terimakasih istriku, karena kamu memperlihatkan mata yang paling indah setiap aku membuka mata
Karena kamu, memperlihatkan senyum yang tulus di dapur saat masakanmu berkai-kali gagal,
Karena kamu, melawan sakit kamu dengan luar biasa.
Dan karena kamu sudah mau menemani hari-hariku
Terimakasih  bidadariku….

Rabu, 31 Juli 2013

Menjadi yatim dan malaikat tak berwujud



Menjadi Yatim dan malaikat tak berwujud

Ayah sudah meninggal sebelum aku fasih bagaimana mengigat wajah yang katanya tampan, ayah sudah pergi sebelum saya hafal atau tahu bagaimana melodi suaranya bagaimana kata-perkata ucapan-nya setidaknya dia pernah menyampaikan seseuatu,. Ternyata Allah telah memanggilnya lebih dulu.. Ayah pergi dan memutuskan perjanjian hebat sepanjang hidupnya, barangkali kalau ayah masih hidup seumur hidupnya ayah akan meredam segala kerinduan pada putri semata wayangnya.

Dan saya, saya memutuskan untuk ikut menjalani takdir, memutuskan untuk melawan segala kenestapaan hidup dengan jalan yang Dipiliihkan Tuhan, menerima kenyataan yang entah bagaimana saya gambarakan. Saya menyandang status Anak angkat, artinya sampai detik ini tidak ada darah asli yang mengalir dari seseorang yang saya sebut ‘keluarga’ bahkan Mama.. Pada kenyataannya mama tidak melahirkan saya dari rahim-nya tapi Mama melahirkan saya dari hati.

Entah ada apa, kenapa saya menuliskan hal ini
Tapi bisa jadi ini adalah semacam pelepasan luar biasa,
Bagaimana dengan seseorang melahirkan saya ? yang katanya dipanggil Ibu, selama bertahun-tahun dia telah pergi dan memeutuskan melawan –nya sendiri , hal itu yang membuat saya ikut melawan semuanya.
Bagi saya menjadi Yatim pada awalnya adalah sebuah anugrah tersendiri ,saya tidak pernah merasa kecewa karena Allah mengambil Ayah saya, barangkali karena saya tidak mempunyai kenangan atau ingatan apapaun mengenai Ayah.....

Tapi tetap saja di hati yang paling kecil pernah ada keinginan untuk memeluk ayah saya, setidaknya membuatkan kopi terbaik untuknya. Pada akhirya ayah memang telah tiada selama bertahun-tahun, tapi lebih dari itu Allah menganti kehampaan ada diri saya dengan keluarga yang sudah sedari kecil menjadi keluarga daalam takdir dan perjalanan hidup saya. Walaupun menyandang gelar menjadi anak angkat saya tetap memeliki seorang yang saya panggil Ayah, yang setiap hari mengantarkan saya ke sekolah ( romantis kan )

Ayah yang sejak kecil membuatkan mainan lucu dan aneh dari tangan kreatifnya, ayah yang membelanjakan gajinya untuk membeli mainan kesukaan saya. Walaupun dalam beberapa hal saya sempat berselisih paham dengan ayah, tapi sungguh itu tidak mengurangi rasa cinta saya pada Ayah sampai kapanpun..

Ayah saya sedang sakit, dan bulan ini adalah bulan agustus, tidak beberapa lama lagi ayah ulang tahun, dan barangkali saya ingin sekali membelikan baju koko terbaik yang aku pilihkan dengan penuh cinta, saya sama seperti anak-anak lainnya, barangkali kehilangan kemampuan verbal untuk menguangkapan rasa cinta pada orang tua. Dan sebelum notes ini ditutup, saya mohon doa agar ayah saya semoga diberi kemudahan dan kesembuhan....

Ayah sempat bicara “Kapan kamu mengahafal  al-Qur’an ? “ pertanyaan yang sejatinya semacam hadiah yang di inginkan beliau, dan hatiku seperti teriris mengetahui hafalan mantapku barangkali hanya berjumlah 26 surah.. ah, menyedihkan

Kamis, 11 Juli 2013

Wahai Ukhty, masih mau kah berhijab MODIS ?? .

Wahai Ukhty, masih mau kah berhijab MODIS ?? .

Bismillah, duhai ukhty  yang berhijab modis
Wahai saudaraku yang alhamdulilah telah meniatkan dan mengistisqomahkan dirimu untuk menunaikan perintahnYa menutup aurat. Duhai ukhty hijabku memang tidak modis, dalam hati kecil memang terbesit untuk behijab modis sepertimu, lihatlah di mataku saja kau begitu cantik, menarik untuk di lihat dengan balutan kain yang kau padu padankan pernak pernik, subhanaalha ukhty cantik sekali.

Ukhty bukan maksudku menuliskan ini untuk menjatuhkanmu, bukan ukhty tapi ini semata-mata karena aku sayang padamu sebagai saudara sesama muslim, mohon ukhty jangan salah paham sebab aku menuliskan ini pun dengan  perasaan sedih.
Ukhty, lihat dan bacalah surat al-azhab 59 dan an-nur 31, bahwa menutup aurat harus menutupi bagian dada, dan  ingatkah engkau bahwa islam mengajarkan berbagai hal temasuk dalam masalah  tabaruj , barangkali kau melupakan tentang tabaruj , berhias diri yang berlebihan, syar’i kah jilbab mu ukhty ,  aku dan  kawan-kawanku yang kau prasangkakann terosris dengan jilbab panjang berdobel-double ini saja masih merasakan keta kutan  mengenai jilbab yang kami kenanakan.

Pahami ukhty, jangan salah paham dulu ini bukan tentang menyudutkanmu, tapi tahukah engakau apa yang sebenarnya kami rasakan, Rasulullah bersabda :
“Dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya , suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan cambuknya dan wanita yang kasiyat yang artinya (berpakaian tapi telanjang ,baik karena tipis atau pendek yang tidak menutup auratnya ), mailat mumilat ( bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang,) kepala mereka seperti punuk onta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak mendapat baunya, padahal baunya didapati dengan perjalanan demikian dan demikian. Hadist riwayat Muslim “
Coba ukhty perhatikan hadist yang diatas tadi, ancamannya demikian keras sehingga para ulama memasukkannya dalam dosa-dosa besar. Betapa banyak wanita muslimah yang seakan-akan menutupi badannya , namun paa hakekatnya telanjang. Maka dalam pemilihan bahan jilbab dan penggunaanya  ataupun pakaian juga harus diperhatikan.
1.       Karena bahan yang tipis itu dapat menggambarkan bentuk tubuh dan tidak dapat disembunyikan.
2.       Karena hijab yang kau pasangkan aksesoris berlebihan di kepalamu yang membuat siapapun  tertarik ingin melihatnya, menyebabkan mengagalkan ikhwan yang berusaha menjaga pandangan
3.       Karena hijab modis yang kau gunakan harganya jauh lebih memukau dari jilbab-jilbab sederhana kami, bukankah uang itu seharusnya bisa di hemat untuk pembelian yang lebih bermanfaat
4.       Karena hijab modis yang kau gunakan menyerupai wanita biara gereja

 
Ukhty, membaca ini jangan membuat kau menutuskan untuk berhenti dan menutup aurat , justru catatan ini untuk mengajak kepada kebaikan, bagaiman mentup aurta yang seseuai dnegan syari’at islam, Ukhty kecantikan itu mutlakhanya dapat dinikmati imam-mu.
Maka semoga aku sendiri dpaat terus istiqomah dalam berjilbab syar’i dan semoga ukhty yang berjilbab modis dapat memperbaiki dalam menutup aurtanya. Aku bukan hendak sok suci- pahamilah aku juga manusia dan pasti memiliki kesalahan,
Ukhty, jangan takut di bilang teroris, ini mutlak perintah Allah, maukah kau sia-sia dalam menutup aurat ? sudah panas di dunia tapi kembali panas di neraka ?
Semoga kita semua sama-sama memahami,
ini masukan dari wordpress sebelah :
Pada kenyataannya, muslimah di negeri ini ternyata sudah tak lagi berpedoman pada “bagaimana seharunya” tapi “seperti apa musimnya”. Kenyataanya ini bisa dilihat dari busana-busana yang mereka kenakan sehari-hari. Banyaknya muslimah yang melepaskan jilbabnya demi keikutsertaannya dalam happening fashion disebabkan diperkenalkannya budaya barat yang mengedepankan kebebasan daripada kesopanan. Juga karena digemborkannya pandangan-pandangan buruk tentang jilbab yang seharusnya menjadi dress code seorang muslimah. Jilbab itu cermin penjajahan wanita, jilbab itu bikin gerah, jilbab itu kuper, jilbab itu gak gaul, jilbab itu akan membuat kita lebih terlihat tua dan tidak modis, dan stigma-stigma buruk lainnya.
Mereka lebih sibuk mencari pakaian yang trendy daripada mengenakan jilbab syar’i. Pengaruh budaya asing yang tidak dibarengi dengan filter iman, telah memporakporandakan kepribadian generasi muda Islam di negeri ini. Keseharian mereka lebih disibukan dengan peniruan-peniruan gaya hidup bebas seperti yang dikampanyekan oleh zionisme internasional melalui media massa yang telah dikuasainya.
Jika dahulu busana-busana minimalis atau lebih tepatnya animalis ini adalah budaya asing yang dicemooh dan dilecehkan, tapi hari ini justru sebaliknya. Jilbablah yang saat ini menjadi bahan cemoohan dan hinaan sedangkan busana animalis ini menjadi  sangat digemari oleh generasi muda di negeri ini. Dari anak TK sampai ibu-ibu kini berlomba-lomba mengenakan legging, jeans atau hotpants. Mereka tak lagi melihat pantas atau tidak, tapi modis atau tidak.
Modis, gaul, gaya, trendy dan istilah lainnya ini telah menjadi pedoman baru generasi muda kita. Sedangkan Islam tidak mengenal semua istilah itu. Yang ada pada Islam hanyalah satu, yaitu Syar’i, TITIK. Istilah-istilah itu adalah propaganda musuh dalam rangka menghancurkan moral umat Islam. Agar umat Islam meninggalkan identitasnya dan mengikuti gaya hidup animalis mereka. Jadi, patokan yang seharusnya itu bukan Trendy atau tidak, tapi Syar’i atau tidak. Kalau tidak syar’i berarti salah.
Sebagai manusia yang mengaku beragama Islam tentunya kita harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang ada pada Islam. Termasuk tentang tata cara berpakaian yang baik menurut Islam, bukan menurut Ivan Gunawan.
Jilbab adalah Dress Code seorang Muslimah.
Tidak ada identitas seorang Muslimah selain dengan mengenakan Jilbab. Seperti itulah Allah SWT dalam firmannya,
Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ [Qs. al-Ahzab : 59]
Jika tidak, maka entah dengan bukti apa mereka menunjukkan ciri keIslamannya, karena tidak ada cara lain yang Allah SWT perintahkan selain dengan jilbab.
Jika kita bangga dengan keIslaman kita, seharusnya kita juga bangga dengan Jilbab kita. Jika orang kafir punya budaya dan fashion sendiri, Islam juga punya. Jika mereka dengan bangga dan berani mempertontokan kekafiran mereka, kenapa kita harus malu untuk memperlihatkan Islam kita.
Dengan berjilbab, seorang muslimah berarti telah menegaskan bahwa dirinya adalah seorang Muslim. Tapi bagaimana dengan seorang muslimah yang tidak berjilbab. Apakah mereka bisa dikatakan seorang Muslim? Sedangkan ciri satu-satunya seorang Muslimah adalah dengan Jilbabnya. Bukan KTPnya. Maka jilbab adalah dress code seorang Muslimah. Maka katakanlah “Aku seorang wanita Muslim, makanya aku berjilbab”. Jika ada seroang wanita Muslim tapi tidak berjilbab lalu ia berkata, “Aku juga seorang Muslim”. Maka tanyakanlah kepadanya, “Apa bukti keIslamanmu, sedang kamu tidak berjilbab?”
Modifikasi Jilbab
Untuk memenuhi keinginan fashion, munculah segelintir orang yang memodifikasi jilbab. Mereka berkeyakinan bahwa dengan berjilbab juga kita bisa tetap terlihat modis dan trendi. Dengan alasan itu mereka memodifikasi jilbabnya, lahirlah jilbab modis. Mereka mengatur ketentuan jilbab mereka sendiri dengan cara merubah pola, yang tadinya jilbab hanya gaun gelap yang diulurkan ke seluruh tubuh, kini telah berubah menjadi potongan-potongan kain warna-warni yang dibalutkan keseluruh tubuhnya.
Katakanlah Hijabers Community, komunitas ini seolah ingin membuktikan bahwa dengan berjilbab mereka masih bisa tampil cantik, anggun, menawan dan trendi tentunya. Padahal jilbab yang mereka perlihatkan justru jauh dari jilbab syar’i sebagaimana seharusnya. Lekukan tubuh yang masih terlihat, dada yang belum tertutupi sempurna, gaun yang warna-warni nan memikat syahwat serta penampilan mereka yang centil dan manja yang tidak menunjukkan Hijab dalam arti yang sebenarnya.
Penampilan mereka menunjukkan niat mereka. Jika memang niatnya adalah berjilbab secara syar’i maka jelas, jilbab syar’i bukan seperti yang mereka perlihatkan. Karena mereka masih diperbudak fashion, maka mereka akan terus mencari jalan utuk memenuhi panggilan fashion itu. Ingin tampil trendy atau Syar’i? Kenapa tidak mempopulerkan Hijab Syar’i saja. Apakah hijab syar’i itu tidak membuat mereka cantik? Apakah jilbab syar’i itu tidak membuat mereka menawan? Jawabannya YA. Karena Islam tidak menilai kecantikan seseorang. Yang dinilai dalam Islam adalah ketaatan seseorang. Bagaimana kita taat pada perintah Alloh SWT tanpa tawar menawar. Semoga lambat laun komunitas yang kini semakin digemari anak muda ini merubah hijab modis mereka menjadi hijab yang sesuai dengan ketentuanNya.
Syar’i atau Trendy
Kedua istilah ini sepertinya telah menjadi dilema dalam benak generasi muda kita saat ini. Saat mereka tahu bahwa mengenakan jilbab Syar’i itu wajib hukumnya, pada saat yang sama mereka juga disuguhkan dengan pemandangan fashion yang menggelitik mereka untuk mencoba. Dalam keadaan seperti ini seharusnya mereka lebih memperdalam keilmuan agama mereka, tetapi kebanyakan malah mengabaikannya. Maka akhirnya terlepaslah jilbab, karena memang godaan setan itu lebih kuat dan menggiurkan. Akhirnya kita terpedaya dan merelakan diri dalam kehinaan.
Padahal sebenarnya kita tidak dapat apa-apa dengan kita mengikuti fashion itu. Yang didapatkan hanya “perkiraan/perasaan” kita terhadap orang lain yang berkata bahwa kita cantik. Tetapi tidak dengan jilbab Syar’i. Jilbab Syar’i menunjukkan ketundukan kita kepada Syariat Alloh SWT. Dan itu adalah ibadah.
Syar’i itu kententuan Alloh SWT sedangkan trendy, gaul dll itu hanya anggapan manusia. Pilih mana?
“Barang siapa ada hambaKu yang tidak ridho dengan ketentuanKu dan dia tidak mau bersyukur atas nikmatKu dan dia tidak mau bersabar atas ujian dan cobaan yang Aku berikan maka kata Allah silakan dia keluar dari kolong langitKu dan silakan cari Tuhan selain Aku.” Hadits Qudsi
Wallohu’alam bisshowab.

Walllahualam bisawab.

ayooooo berhijab syar’i
dalam al Qur’an

Sabtu, 06 Juli 2013

Mabit, dan kerlipan yang saya dapat.

Malam minggu ini, ada yang spesial barangkali karena malam minggu ini saya mengisinya dengan kegiatan yang bermanfaat, bermanfaat ? semoga saja.
Datang terlambat, ternyata memang tidak menyenagkan, saya tertinggal sesi motivasi . Dan saya harus menerima resiko sebab keterlambatan ini pun beralasan jelas, bahwa paman saya sedang jatuh sakit dan saya sibuk mencari donor darah.
Lupakan , masalah keluarga ...
saya harus mencari pengsian iman ...


**** bersambung

Jumat, 05 Juli 2013

*Cerpen masa depan ( bahwa bagian punggung adalah inspirasi )


*Cerpen masa depan ( bahwa bagian punggung adalah inspirasi )

Aku sampai di bagian ini, dan jemariku semakin fasih menulis apa saja tentangmu.
Malam ini aku berbicara pada bintang, tentang  tema kerinduan yang hanya sanggup melintasi langit malam. Bahwa aku, telah kehilangan banyak hal, tapi aku pasrah, apakah aku akan kehilanganmu atau tidak.
Aku tidak ingin terlihat seperti orang bodoh yang memaksakan jalan cerita. Aku hanya ingin menikmati rasa cintaku yang terpendam, bahwa aku tidak pernah berani memiliki kemampuan untuk mengungkapkan padamu. Maaf, ternayata aku sepengecut ini.
Kisah ini akan terasa semakin berat membebani lidah, aku tidak menyangka bahwa sudah genap tujuh tahun  mengagumi dirimu, tujuh tahun untuk waktu bayanganmu. Aku memberanikan diri, memutus urat rasa maluku untuk menceritakan perasaan ini pada kakak perempuanmu yang amat ku kenal. Aku memutuskan menceritakannya walau aku tahu mungkin setelah cerita ini berakhir aku akan menjadi sangat patah. Aku tahu itu,
**********************
“Kak,” kataku mengantung, kakakmu menatapku lamat-lamat
“Aku jatuh cinta “
Suara hujan terdengar semakin sedih mengantarkan cerita ini, aku menarik nafas yang terasa sesak. Dan kakakmu benar-benar memperhatikan mataku, bahwa ada sesuatu yang tertahan di bola mataku, air mataku berkumpul dan siap tumpah.
“Aku jatuh cinta, pada seseorang yang hanya sanggup aku gapai sebatas punggungnya saja “
Cerita itu terhenti, air mataku tumpah. Dan kakakmu melihatku dengan rasa iba,
“Aku jatuh cinta, pada yang hanya sanggup aku gapai sebatas punggungnya saja “
Kataku mengulang, dan hati kakakmu mulai bergetar, dia wanita aku tahu dia merasakan radar sebagai sama-sama wanita.
“Seseorang itu, aku kenal sejak aku sekolah SMA dulu, aku ingat betul usiaku 15 tahun, dan aku selalu berajanji untuk memendam  perasaan itu, aku terus berusaha memantaskan diri “
Air mata yang sedari tadi sudah berkumpul, kemudan menetes lembut di pipiku. Kakakmu menatapku dengan tatapan yang luar biasa peduli, sementara hujan di luar sana masih ingin menemani cerita yang ingin meledak ini.
“Setiap kali, aku berusaha menepis rasa itu. Ternyata rasa itu bertahan dan mengerak lama sekali, ternyata aku mencintainya dalam diam “
Aku menghapus air mata.
“ Aku tidak pernah berani, bahkan untuk sekedar mengirimkan pesan kepada laki-laki itu, sebab bagiku itu hanya membuat perasaanku semakin patah. Dan, aku memutuskan untuk mencintainya dalam doa, merengkuhnya dalam doa panjangku “
Kakakmu mengusap tanganku,
“Setiap kali fajar datang, dulu saat satu sekolah dengannya aku merasa selalu bersyukur. Bersyukur atas apapun, termasuk mendegar dia membaca al-Qur’an “
Kakakmu tersentak, dia seakan paham bahwa itu adik laki-lakinya.
“Dia … dia ka Amar “
Hujan diluar sana bersedih, dan pandanganku aku alihkan ke luar jendela, tangisku pecah di meja itu dan kakakmu ikut meneteskan air mata. Dia berempati atas perasaanku .
“ Za, “ kata kakakmu
“ Kau wanita yang baik “
Aku mengeleng, merasa tidak pantas menyandang gelar tersebut.
“Terimakasih sudah mau mencintai dengan doa untuk adikku “ kakakmu tersenyum
***********
“ Amar “ kakak memanggil,
“ Iya “ aku menoleh,
Ka Hani menatapku lamat-lamat dan aku merasa dia akan berbicara serius.
“Kau , apakah sudah memiliki seseorang yang akan kau khitbah ? “ tanya kakakku
Aku terdiam, menerka-nerka apa maksud pembicaraan kakakku ini.
“Ada apa ? “ aku tersenyum di tanya seperti itu.
“ Kau tahu, aku bertemu seorang wanita “
“Aku bahkan menangis mendegar cerita bahwa dia mencintai seseorang laki-laki  yang hanya sanggup dia gapai punggungnya saja “
Aku menelan ludah, sepertinya cerita kakakku serius.
“Wanita itu selama tujuh tahun memendam perasaan, dan selama itu dia hanya bisa mendoakan. Bayangkan, selama tujuh tahun dia memendam perasaan “
Aku masih terdiam, berusaha merasakan apa yang sebenarnya terjadi
“Dia… adik kelasmu saat di  SMA dulu “
Aku tersentak. Adik kelas ? memendalm perasaan selama itu padaku ?
“Maksud kakak ? “ tanyaku gemetar
*******************
“Kamu yakin mau pergi , nak ? “ tanya mama padaku
Aku tersenyum, sambil merapikan beberapa pakaian yang sudah masuk ke dalam ransel besar ini. Aku akan pergi ke luar kota, kesebuah desa untuk menjadi relawan pengajar.
“Ini mimpiku yang tinggal di jemput ! “ kataku,
Mama tersenyum dan melangkah keluar  kamar meningalkan aku di kamar ini, seorang diri.
Aku tiba-tiba teringat buku harianku, aku membawanya dan sempat duduk untuk membuka, aku tersenyum foto laki-laki itu dengan mengunakan jersey bola dan menghadap ke depan, sehingga hanya  tertangkap bagian punggungnya saja. Aku tertawa kecil, setelah mengungkapkanya pada kaka perempuanya. Aku merasa lebih baik dan aku akan siap menerima semua resiko bahwa aku tahu dia tidak mencintaiku…
“  Aku pernah berlari,
Mengejar semua harap..
Di bagian punggungmu aku menemukan cara untuk mencintai,
Aku tidak tahu apa yang nanti akan menimpaku
Tapi, tak apa ..
Aku hanya ingin menejelaskan pada gemuruh ombak, bahwa soal melepas, namun juga soal berpulang “

Ya Allah, aku pasrahkan padamu..

Rabu, 03 Juli 2013

Menjelang Ramadhan, sayap-sayapku patah

Menjelang Ramadhan,,
merangkak mendekati sayap-sayap ku seperti patah, Aku ingin menangis pada Ramadhan, aku ingin meminta maaf bahwa tahun ini tidak menyambutnya dengan baik. Aku cacat dalam menghadapi bulan suci ini, sore ini nafasku tertahan di langit yang sedang menjemput senja. Terasa sesak.
Aku sedang nelangsa, tapi tubuhku menyimpan rahasia yang membuat aku mengeluarkan bulir-bulir bening, yang tidak aku tahu persis apa penyebabnya. Dan aku sedang merasa amat sedih, aku juga lelah untuk beberapa hal.
Aku ingin memebersihkan kekotoran hati dan sifatku dalam beberapa jejak, aku ini sedang dalam luka cacat yang parah....
aku ingin berkali-kali dipeluk Rabb-ku, aku ingin tertidur di belai Rabb-ku...
aku ingin pulang.... aku ingin pergi... aku rindu suara ombak yang  mengajarkan batinku untuk banyak bertasbih..

Ramadhan, peluklah aku yang nestapa ini,


Ramadhan, aku hanya ingin meneguk cahaya cintamu. Mencoba untuk tetap mencintaimu jauh lebih dalam dan sunyi. Aku ingin mencintaimu dengan caraku sendiri. Membuktikan semua rasa cintaku padamu dengan caraku bukan dengan cara mereka yang kadang lebih sering bersilang sengketa menunjukkan siapa yang lebih benar dan lebih layak mencintaimu sebagai bulan penuh cinta. Ah, Ramadhan aku tahu. Mungkin engkau tidak sedang ambil pusing dengan semua itu. Siapapun berhak menyatakan cintanya padamu tanpa kecuali. Karena bagimu, cinta adalah sesuatu yang bisa dirasakan siapapun tanpa kecuali
.
Ramadhan, aku mungkin belum mampu menjadi yang terbaik seperti pengharapanmu. Menahan haus dan lapar sedari matahari belum terbit sampai matahari tenggelam di ujung barat. Namun, aku tak ingin mencintaimu hanya dengan bershaum saja. Aku ingin mencintaimu lebih dari itu. Tapi, maafkan aku Ramadhan, bila pada waktunya aku mencintaimu hanya biasa-biasa saja. Tak seluar biasa mereka yang setia menunggumu tiba, melakukan segala sesuatu untuk membahagiakan kedatanganmu. Maafkan aku, bila pada waktunya tiba aku hanya mampu mencintaimu dengan seperti ini.

Ramadhan, aku hanya ingin bersujud lebih lama di tanahmu. Aku hanya ingin merapalkan segala doa sekhusyu’-khusyu’nya bersamamu. Aku ingin kembali menjadi seperti inginmu bukan ingin mereka. Aku ingin menjadi yang terbaik menurutmu bukan menurut mereka. Aku ingin merasakan semua jalan indahmu, meneguk setiap pahala yang kau sediakan. Dan aku hanya ingin pulang mengenangmu sebagai kekasih tak berhingga dan tak tertolak di sepanjang aliran usiaku. Aku hanya ingin menjadi biasa bukan luar biasa seperti orang-orang di luar sana. Karena sungguh, aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana. Dengan apa yang kupunya tanpa dilebih-lebihkan bahkan dikurang-kurangkan.* (tulisan unggu ini milik seseorang )

Paragraf Pembuka (from kelas menulis Tasaro GK)

Paragraf Pembuka (from kelas menulis Tasaro GK)

 

Pekerjaan mengasyikkan ketika Anda membaca novel adalah memerhatikan bagaimana para penulis mengawali cerita. Sama dengan penulisan jurnalistik yang mengenal adanya Angle (sudut pandang) dalam memulai tulisan, novel pun membutuhkan pilihan permulaan yang jitu agar  minat pembaca untuk terus membaca tulisan Anda. Tanpa melakukan pengelasan penulis atau karya, berikut saya cuplik beberapa contoh paragraf pembuka dan kategorisasinya.
1.       Ringkasan 
Pendahuluan berbentuk ringkasan ini nyata-nyata mengemukakan pokok isi tulisan secara garis besar.
Contoh:
Open mula-mula jadi guru sekolah rakyat, setelah itu jadi mualim, lantas jadi pengarang, kemudian jadi tukang jahit. Tentang perawakannya, tidak banyak yang dapat diceritakan. Ia punya dua kaki, dua tangan, dua telinga, dua mata, dan satu hidung. Bahwa lubang hidungnya ada dua, itu sudah sewajarnya. Open seperti manusia biasa, lain tidak.
Akan tetapi, namanya memang mempunyai riwayat. Itu tidak dapat disangkal. Beribu-ribu nama lain ada, Abdullah dan Effendi, Al’aut dan binuwak-enak kedengaran dan sedap dilihat jika tertulis.Orang-orang yang kritis sudah pasti tidak akan merasa puas, jika tidak diterangkan mengapa Open bernama Open.  (Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma: Idrus)
2.       Pernyataan yang menonjol 
Terkadang disebut juga sebagai “pendahuluan kejutan”, diikuti kalimat kekaguman untuk membuat pembaca terpesona.
Contoh:
Aku terlahir dua kali: pertama, sebagai seorang bayi perempuan, pada hari tanpa kabut di Detroit, Januari  1960; lalu sekali lagi, sebagai seorang remaja laki-laki, di sebuah ruang gawat darurat di dekat Peroskey, Michigan, pada Agustus 1974. (Middlesex: Jeffrey Eugenides)
3.       Pelukisan/ diskriptif 
Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk menggugah pembaca karena mengajak mereka membayangkan bersama penulis apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel itu nantinya.
Contoh:
Tempat bermain tennis, yang dilindungi oleh pohon-pohon ketapang di sekitarnya, masih sunyi. Cahaya matahari yang diteduhkan oleh daun-daun di tempat bermain itu, masih keras, karena dewasa itu baru pukul tengah lima petang hari. Setiap petang berkumpullah beberapa orang penduduk Solok yang “ternama” ke tempat itu buat bermain tenis. Tua-muda, gadis dan nyonya, bangsa Barat dan bangsa Timur sekaliannya bercampurgaullah di sana,buat memuaskan hati, melakukan permainan sport yang main digemari orang disegenap negeri. (Salah Asuhan: Abdoel Moeis)
4.       Pertanyaan /dialog
Pendahuluan ini merangsang keingintahuan sehingga dianggap sebagai pendahuluan yang bagus.
Contoh:
“Kakak,” kata Sitti Maliah dengan takzim kepada seorang perempuan tua yang gelisah berbaring di atas tempat tidurnya, minumlah obat ini! Mudah-mudahan…”
Belum habis lagi perkataan Sitti Maliah itu, perempuan tua itu sudah berkata dengan retaknya, “Ah, pergi dari sini, Liah! Ayuh, keluar! Tak akan memberi faedah obatmu itu kepadaku.”
“Kalau tidak Kakak minum, tentu saja takkan memberi faedah rebusan ini,” jawab Sitti Maliah dengan sabar, sambil duduk bersimbuh di sisi kanan Ibu Mariati, yang dipanggilkannya kakak itu. Di atas talam kuningan, yang dipegangnya, terletak sebuah mangkuk. Dan didalam mangkuk itu ada rebusan daun jeruk tujuh macam, yang masih suam-suam kuku, sedang uapnya naik ke udara dengan selesai.  (Salah Pilih: Nur St. Iskandar)
5.       Kutipan orang lain 
Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung menyentuh rasa pembaca,sekaligus membawanya ke pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam novel.
Contoh:
Seorang teman adalah hadiah yang kita berikan kepada diri sendiri.
-Robert Louis Stevenson
Lepas isya, dingin membonceng kabut yang membekukan keinginan siapapun untuk ke luar rumah. Jalan-jalan di perkampungan Embun, kawasan Puncak, lengang. Warga lebih bersemangat merapatkanselimut atau menghangatkan tubuh dengan secangkir kopi panas.
‘’Ini menjawab semua pertanyaanku tentang kamu, Man.”
‘’Saya? Apanya, Mas?’’
Maru merapatkan kain sarungnya.
‘’Tumpukan buku di meja kamu, jaket almameter, foto-foto itu.’’
Eman tersenyum sambil menoleh ke foto berpigura yang dipajang di dinding kamarnya. Foto ramai-ramai dia dan kawan-kawan kuliahnya.
‘’Mas Maru terlalu berlebihan.’’
‘’Nggak. Ini bagus. Aku salut sama kamu.’’
Sabtu malam, Maru ingin melepas segala kepenatan akalnya. Ingin menguapkan segala kejenuhan akibat rutinitas yang nyaris meledakkan otak. Bahkan, dunia kewartawanan yang begitu dinamis pun bisa menimbulkan keajegan yang membikin bosan. (Tasaro GK: Kau Gila Maka Kucinta)
6.        Amanat langsung
Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca sudah tentu akan lebih akrab karena seolah-olah tertuju kepada perorangan.
Contoh:
Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan berhenti di dekat pasar. Melangkahlah menyusuri jalan raya arah ke barat. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku.  Pada simpang kecil ke kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran mandi. (RobohnyaSurau Kami: A.A. Navis)
7.     Opini
Paragraf pembuka ini sangat subjektif. Bergantung cara penulis ingin menggiring sudut pandang pembaca:
Contoh:
Tidak ada alasan untuk meninggalkan Amsterdam pada musim panas. Inilah masa terbaik untuk bersepeda di sekitar Leidseplein dan Dam Square sambil menikmati sinar matahari yang merupakan surga tahunan bagi warga kota. (Perahu Kertas: Dewi lestari) 
Betapapun orang-orang itu—yang berhimpun di suatu tempat tak luas dalam jumlah ratusan ribu—coba merusak tanah tempat mereka berjejal-jejal, betapapun mreka menumbuk tanah itu dengan batu-batu agar tidak ada yang bisa tumbuh di atasnya, betapa pun mereka menyiangi reumputan yang tumbuh di situ,betapapun mereka mengasapinya dengan batubara dan minyak, musim semi tetaplah musim semi, sekalipun itu di kota. (Kebangkitan: Leo Tolstoi)
8.       Pemberitahuan/informasi
Paragraf pembuka langsung menukik pada informasi yang oleh penulis ingin dipahami oleh pembaca terlebih dulu. Langsung ke pokok persoalan.
Contoh:
Barry Fairbrother tak ingin keluar untuk makan malam. Sepanjang akhir pekan ini, kepalanya terasa sakit berdentam-dentam dan sekarang dia harus segera memenuhi tenggat menyelesaikan sebuah artikel untuk koran lokal. (The Casual Vacancy: J.K. Rowling)
9.       Adegan
Penggambaran suatu interaksi atau tingkah laku makhluk hidup yang mengawali sebuah bangunan cerita.
Contoh:
Air di gentong sudah terlalu jauh untuk dicapai lengannya. Dasih berjingkat. Ujung jari-jari kaki tergaris rapi di atas lempengan batu besar yang menjadi pinggiran tempat mencuci. Seluruh berat badan dipasrahkan ke bulatan tempatan. Lalu kepala dan bahu menghilang ke dalam tempat air itu. (Tirai Menurun: NH Dini)
Di Lapangan Seribu Angin, para pemain yang berselimut embun beku terlihat seperti boneka salju. Asap putih terhembus dari mulut dan hidup mereka, dan tetesan air yang membeku di sepanjang bagian bawah topi bulu mereka yang menurun tajam ke bawah. (Gadis Pemain Go: Shan Sa)
Kira-kira pukul satu siang, kelihatan dua orang anak muda, bernaung di bawah pohon ketapang yang rindang, di muka sekolah Belanda Pasar Ambacang di Padang, seolah-olah mereka hendak memperlindungkan dirinya dari panas yang memancar dari atas dan timbul dari tanah, bagaikan uap air yang mendidih. Seorang dari anak muda ini, ialah anak laki-laki, yang umurnya kira-kira 18 tahun. Pakaiannya baju jas tutup putih dan celana pendek hitam, yang berkancing di ujungnya. Sepatunya sepatu hitam tinggi, yang disambung ke atas dengan kaus sutra hitam pula dan diikatkan dengan ikatan kaus getah pada betisnya. (Siti Nurbaya: Marah Rusli)
Tulisan diatas saya salin dari kelas menulis Sabtu malam di page Tasaro Juru Dongeng. Diskusi tentang ini juga ada di page yang sama. Sila bergabung untuk mengikuti pembahasan lengkapnya.

Masih rindu, ternyata..

Siang ini, aku membuka pintu dengan hati yang paling lembut, hari ini memang masih libur dan sekolah tentu masih terlihat sangat sepi.
Aku melangkahkan kaki masuk ke kelasmu, yang nantinya akan jadi kelasku, dan kau akan berpindah kelas.
aku merasakan ketika memasuki ruangan ini, kerinduan menyergap tubuhku. Dengan hati yang lembut, aku memilih duduk menyenderi dan menyepi di barisan depan. Aku hafal dan tahu kau duduk di mana, tapi aku tidak mau menempati kursimu, aku terlalu takut

Kau tahu,
Auramu begitu kuat, terasa sekali di ruangan ini. Aku ternyata sedang terus-menerus di cekik rindu, pagi-pagi aku sudah hampir menangis menyebutkan namamu, kau tahu bahkan aku gemetar menulis namamu dalam bahasa arab.. aku tidak sanggup.

Angin kota kita sedang membeku, menjalar ke jemari dan aku mendengar beberapa anak angin memanggil namamu juga...
Aku mempunyai rencana, bahwa sehabis idul fitri nanti aku akan ke tempat pendakian, sebuah gunung di Jawa Barat yang pernah kau daki, barangkali aku akan menghayal bahwa kau sedang mendaki bersamamu, Entah, aku tidak tahu apakah ini impian atau memang benar-benar sebatas mimpi saja..
Karena, mungkin aku ingin berjalan sambil terus menikmati bagian punggungmu saja...

Sungguh, aku rindu tatapan sejukmu saat mengulang hafalan al-Qur'an

Senin, 01 Juli 2013

Berkisah di Universitas Indonesia

Bismillah..
Hari ini,seharusnya tes penjurusan di Universitas Indonesia, tapi mungkin memang belum rezeki jadi tes untuk saat ini belum bisa diikuti, sehingga aku dan seorang kawan memutuskan untuk berjalan-jalan disekitar fakultas ilmu budaya dan fakultas teknik, merasakan atmosfer mahasiswa...


Aku dan kawanku singgah dan berteduh menikmati pemandangan danau yang tenang, dan kami mulai bercerita banyak hal, kami sama-sama menceritakan kegundahan yang pernah singgah yang pada akhirnya membuat kami menemukan titik-titik iman..

Aku berkisah tentang masa lalu yang membentuk perasaanku dan pola pemikiranku saat ini, kisah ini semakin berat membebani lidah, aku sempat berkisah mengenai proses pencarian Tuhan....
Dan aku serta sahabatku bersepakat, bahwa saat kita berkali-kali diuji dengan masalah maka saat itu kepercayaan kita tentang Tuhan bisa saja surut,,,,
Tetapi bagi mereka yang terus berusaha memupuk iman maka pasti tidak akan da lagu keraguan yang muncul sekalipun paling mendasar.

Kami juga berkisah mengenai mimpi-mimpi yang kami tulis.. Bahkan terpajang di walpaper ponsel kami, bicara mengenai mimpi aku seakan-akan selalu mendoktrin diriku bahwa mimpi-mimpi itu bisa kita raih dengan kesungguhan, kesabaran dan penerimaan apapun hasilnya,,,

Kami disini juga saling berkisah mengenai Ibu. Seseorang malaikat tampa sayap yang selalu berhasil membuat mata kami berkaca-kaca. Ibu adalah segalanya,,,,

Merasakan atmosfer UI barangkali membuar kami bersemangat untuk meraih yang terbaik dan mencintai proses bagaimanapun hasilnya...

Mimpi-mimpi itu semakin mendekat, dan aku hanya tinggal merengkuhnya...

Depok, stasiun kereta 2 juli, sore menjemput.

posted from Bloggeroid

Isyarat ....

Aku menghela napas. Kisah ini terasa semakin berat membebani lidah. Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya, Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini snggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi  isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa.

“Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahuia apa yang tidak sanggup saya miliki.” Kusudahi kisahku seraya menyambar botol bir yang tidak lagi jadi piala dan mendadak terlihat sangat menarik.

Mereka semua berpandang-pandangan, mencari sang juara. Aku menunduk dan memilih tidak ikut serta. Tahunan tidak mengecap alkohol, bir ini menjadi lebih dahsyat dari semua kisah sedih tadi.
Tiba-tiba kudengar mereka bertepuk tangan. Dia bahkan menyalamiku. Kisahku dinobatkan jadi juara, dan kini saatnya menentukan hadiah apa yang kumau. Siapa dan melakukan apa. Mereka begitu bersemangat menunggu tiah dari mulutku yang ternyata penuh kejutan. Untuk pertama kalinya aku menjadi bagian dari mereka, sekelompok sahabat temporer yang bertemu di satu tempat asing dan kelak hanya akan berkirim surat elektronik. Namun bukan itu yang kucari. Aku hanya ingin kembali ke tempatku, di belakang sana. Menikmati apa yang ku sanggup. Bukan di meja ini, bukan di sebelahnya, bukan bersentuhan dengan kakinya.
Malam itu, sebagai hadiah kisah sedihku tentang cinta sebatas punggung dan punggung ayam di negeri orang, aku memilih dia. Aku menyuruhnya pergi ke bar dan menyalakan sakelar lampu warna-warni tadi. Kemudian aku permisi pergi ke tempat dudukku semula, supaya sekembalinya ia nanti, diriku sudah berubah menjadi latar tak jelas yang tak perlu diajak bicara, Tempat ini kembali remang tidak romantis. Ia kembali menjadi sebentuk punggung yang sanggup kuhayati, yang kuisyarati halus melalui udara, langit, sinar bulan, atau gelembung bir.
Matanya cokelat muda.
Itu sudah lebih dari cukup.



Surat untuk bagian punggung


 Jakarta, di atas atap 1 Juli.......

Saat aku menuliskan surat ini, aku sadar akan sesuatu hal. Bahwa surat ini tidak akan terkirim lantas kau akan sudi membacanya. Maka , oleh sebab itu tulisan ini aku biarkan mengantung di layar. Berharap, kau akan tahu suatu saat nanti. Hari ini, aku dekat dengan langit biru, saat aku menuliskan kegelisahaku, senja sedang berjalan mendekatiku.
Kau tahu, sebenarnya aku sedang menahan air mata yang tertahan sejak semalam. Aku merindukan, amat merindukanmu. Aku semalam menahan rindu, aku membiarkan mata ini terpejam tidur. aku tertidur tapi aku menangis dalam tidurku.


 

Aku merasa gelisah, ada apa ? apa kau akan baik-baik saja di rumahmu ? aku harap, iya.
Lalu, aku benar-benar memimpikanmu dalam tidurku. Allah mendengar doaku, suaraku hatiku yang mengisyaratkan namamu,,,,
Dan dimimpi itu, aku lagi-lagi hanya sanggup menikmati bagian punggungmu saja, dan kau tetap membeku dan diam tampa banyak menyapa. Tidak berbicara padaku. Tetapi, matamu itu
Aku terbangun, air mata menetes ...
Rindu bukan kepalang, Auramu.. masih terasa hingga dekup jantungku tak beraturan . Malam sepi diantara kerlipan bintang. Aku menunggumu, sederet kalimat yang terdiam bisu .
Bukan mauku, melainkan memang takdir berbuat begitu, kau begitu kuat , auramu begitu kuat.
aku sangat rindu, sangat ingin mendengar merdu suaramu..

Seperti saat fajar datang..

*****


Demi cinta ku pergi
Tinggalkanmu relakanmu
Untuk cinta tak pernah
Ku sesali saat ini
Ku alami ku lewati
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Suatu saat ku kan kembali
Sungguh sebelum aku mati
Dalam mihrab cinta ku berdoa semoga
Suatu hari kau kan mengerti
Siapa yang paling mencintai
Dalam mihrab cinta ku berdoa padaNya
Karena cinta ku ikhlaskan
Segalanya kepadanya
Untuk cinta tak pernah
Ku sesali saat ini
Ku alami ku lewati

Suatu saat ku kan kembali
Sungguh sebelum aku mati
Dalam mihrab cinta ku berdoa semoga
Suatu hari kau kan mengerti
Siapa yang paling mencintai
Dalam mihrab cinta ku berdoa padaNya semoga semoga
**********

Rabu, 26 Juni 2013

*Para penggerak

Oke hello ? apa kabar ? jadi cerita nya gue mau cerita, * kali ini edisi santai tapai serius *
Loe tahu gak, gue sebel banget hari ini, gimana enggak coba ? masa gue kan sang pelajar tapi tarif ongkos naik gak kira-kira , dan temen-temen gue yang bernasib sama  sebagai pelajar yang kena korban, kenaikan tarif angkot . Loe bayangin aja, masa gue yang biasanya bayar 2000 jadi 4000 , lumayan ngenes kan .
Ngenes lah, gue kan lagi gak punya uang. Eh-tapi kalau gue fikir-fikir setiiap apapun yang terjadi kalau loe semua mau meresapi , mau terdiam untuk merasakan pasti ada hikmahnya. Gue mau berbagi...
 **************

BBM naik, apa pendapatmu ? awalnya aku fikir biasa saja, aku merasa masa remajaku tidak perlu diisii dengan hal-hal semacam ini, aku merasa tidak perlu memikirkan negara ini. Tapi setelah menginjakan kaki ke dunia SMA, dan karena semakin peka dan banyak membaca buku. Akhirnya aku memikirkan nasib bangsa ini.
Susah ? Iya, itu pasti yang diraskan semua rakyat di negeri ini, apalagi yang uangnya serba pas-pas san. Kalau untuk orang-orang berdasi di luar sana, aku "tidak" tahu yaa.. Begini, oke ini Indonesia, aku pernah berfikir mengapa aku hidup di negeri yang menyakitkan ini ?ah tak apa . Nanti mungkin aku dan teman-temanku adalah generasi terakhir yang merasakan semua kebobrokan negeri ini, cukup sudah korupsi sampai pada orang-orang tua di parlemen sama. Semoga kedepannya tidak ada lagi korupsi di negeri tercinta ini. *aamiin lah dengan sungguh-sungguh *
Kamu tahu, sebenanrnya saya muak setiap kali melihat koran yang ada di ruang tamu , setiap hari selalu memuat berita-berita buruk tentang pemimpin  negeri ini. Tulisan-tulisan itu selau berbicara apa saja yang membuat sakit hati orang-orang di negeri ini. Well, aku merasa negeri ini banyak dosa. Oke, kayaknya bukan negeri ini. tanah Indonesia tidak pernah salah. Tapi menurut aku "kami" ya ya ya orang-orang di Negeri ini yang salah.
Kalau aku sedang meresapi setiap bunyi klason di macetnya ibu kota, aku seakan-akan melayang dan termiris melihat pengamen anak-anak yang terpaksa mencari nafkah untuk makan mereka. Suara-suara hambar yang bahkan sudah lemah untuk meminta-minta. Dan aku, adalah orang yang membenci aksi kakak-kakak beralmameter yang hanya bisa teriak-teriak di jalan, yang hanya bisa bertengkar dengan polisi *baca mahasiswa* Semua ini bermula saat aku menonton kerusuhan 1998. Peduli apa, mahasiswa sekarang ? Demo hanya sekedar demo, hanya label semanggat kemahasiswaan. Bagi aku, lebih baik mereka semua belajar dengan baik. Yang nanti nya bisa berguna untuk ikut membantu memperbaiki negeri ini.

Oke, itu aja, selebihnya aku sedih dengan keadaan negeri ini. Tapi aku percaya , esok pasti ada harapan dan janji masa depan yang lebih baik untuk Indonesia...



Sabtu, 22 Juni 2013

*Suatu saat nanti,

Hai, aku ingin bercerita.

Aku kenal mbak Sinta, dia penderita lupus . Kalian tahu lupus kan ? penyakit seribu wajah yang  termasuk dalam kategori penyakit paling mematikan di Dunia. lantas kalau kita adalah seseorang yang di vonis mengidap penyakit lupus bagiamana ? Tidak mau hidup lagi ? Atau apalah- gejala-gejala putus asa. Tapi semua orang yang diberi ujian berupa sakit sebenarnya bisa memilih apakah ingin melawan sakit tersebut atau, , atau...... memilih kalah dengan penyakit. Tapi mbak Sinta memutuskan melawan semua sakitnya. Bahkan dia sampai menmepuh S2 di Unpad ... Luar biasa sekali bukan.

Aku percaya
dunia ini bukan hanya milik orang-orang sehat saja, bahwa kami orang-orang sakit tugas kami mungkin menyadarkan bahwa kesehatan itu mahal dan " bersyukur " itu wajib dalam keadaan apapun.Aku tidak sakit lupus, tapi aku juga termasuk orang-orang yang berpenyakit .

Bagi aku, sesakit apapun aku, semua mimpi-mimpi yang sudah aku percaya akan terus aku perjuangkan. Dengan kesungguhan, dengan doa. dan diisi dengan Sabar..

" Suatu saat nanti....
entah kapan ...
aku pasti mendpaat gelar Sarjana
entah kapan...
aku pasti
bisa berdiri di puncak tertinggi... "

Aamiin

Jumat, 21 Juni 2013

*Menceramahi diri sendiri

Kau tidak pantas, berprilaku dan berucap seperti orang yang tak memiliki Allah, apa kau fikir dengan menumpahkan semua air matamu hari ini juga akan menyelsaikan masalah ? apa kau fikir dengan memukuli diri sendiri akan menyelsaikan masalah ? Camkan ini baik-baik " Sabar itu pada pukulan pertama " kau berhak mati atas jalan dakhwah yang kau tempuh, kau berhak mati bahkan saat menmperjuangkan mimpimu. Cobaanmu hanya sebatas itu, kau lihat contoh terkecil Umar bin Abdul Aziz dalam rangka 2tahun tubuhnya hancur karena memimpin rakyatnya. Lantas, kau tidak perlu menjadi Umar, kau cukup mendakwah hal-hal kecil pada dirimu sendiri dan orang lain dengan perbuatan yang nyata. Karena cinta adalah perbuatan, kau cukup membuktikannya. Sesakit apapun, senestapa apapun, kamu adalah wanita terbaik setidaknya untuk hati nuranimu sendiri.
kau merasakan apa ? gelap ? gelap ? kau jangan berucap seperti orang yang tak memiliki Allah, kau lupa bahwa ada kasih sayang Rabbmu, terhadap apa yang sekarang dia ujikan padamu saat ini. Termasuk sakit, Liana coba kau renungkan berapa kali kau sakit dalam setahun ? atau seminggu ? kalau kau merasa setiap hari. Maka berbahagialah Liana, barangkali dosamu banyak yang terhapuskan.
Liana,
Setiap insan yang ada di muka bumi ini memiliki episode kehidupan masing-masing, dan tentu di setiap episode kehidupan yang berjalan tidak dapat dipungkiri bahwa di dalamnya selalu ada ujian yang datang. Ujian ini bisa jadi berupa teguran dan juga bentuk kasih sayang dari Allah SWT, tergantung bagaimana kita menyikapinya dengan hati yang bersih kah atau dengan hati yang keruh dengan noda hitam. Maka hanya insan yang berhati bersihlah yang mampu mengambil saripati hikmah dari setiap ujian yang Allah berikan kepadanya, bahwa sesulit apapun ujian yang datang pada dirinya akan diyakini bahwa itu sebagai bentuk kasih sayang Allah kepadanya agar ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari episode-episode sebelumnya.

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW: 
"Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ’Azza wa jalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah." (HR. Tirmidzi).
Sudah seharusnya kita menjadikan ujian yang datang sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Memiliki semua jawaban atas setiap permasalahan hidup kita. Ujian yang datang membuktikan bahwa diri kita ini begitu lemah, sehingga kita membutuhkan pertolongan Allah SWT. Ujian yang datang bukan karena Allah benci kepada kita, tapi sungguh karena Allah sayang kepada kita.
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman:
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. An Nasyr: 5)
Allah memiliki banyak pintu kemudahan agar kita bisa melewati setiap ujian yang datang, maka Sertakanlah selalu hati yang bersih dan keyakinan yang menghujam di dalam dada akan dekatnya pertolongan Allah manakala kita pun dekat denganNya.
Jangan pernah ragu akan janji datangnya pertolongan Allah, Allah lah yang punya kuasa membalikkan keadaan, Allah lah yang memiliki kuasa menjadikan kita tersenyum bahagia selepas kita menangis, dan Allah lah yang memiliki kuasa atas setiap jawaban di setiap ujian yang kita hadapi. Jangankan menenangkan ombak yang ganas, menenangkan air mata kita yang larut di pipi dan mengubahnya menjadi senyuman yang manispun Allah sudah pasti sanggup.
Maka untuk apa kita ragu, yakinlah Ada kasih sayang Allah di balik ujian yang datang dan mulai saat ini, ketika ada ujian yang datang haruslah kita hadapi, hayati dan nikmati...
Bersabarlah kawan, jangan mengeluh atas musibah atau ujian yang kita alami, jadilah orang yang beruntung. Ingat bahwa Allah Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya