Halaman

Rabu, 29 Mei 2013

*Hunusan Pedang ES




· *       Hunusan Pedang ES ( edisi Dy , ah kau -_- )

Pada pertengahan cerita,  sebentar aku menghela nafas dulu “Huuhh “ .
Aku sudah mengira bahwa jeda yang aku buat ternyata bukan sembarang jeda, ternyata Jeda yang sengaja aku buat dengan Dy, adalah sebuah kepersiapan mental untukku,   Dan semua berubah saat negara api menyerangmenerima semua kenyataan yang sudah jauh-jauh hari sudah aku rencanakan , bagaimana cara menyikapi urusan perasaan ini.
Cerita nya begini, seorang kakak yang baik hati sebut saja namanya Putri , entah dengan kemampuan telepati apa, akhirnya dia mengetahui radar yang sedang berputar hebat di jantungku, setelah berbincang cukup banyak Ka Putri mmberi tahu tentang Dy yang sebenarnya. Dan jauh sebelum dia bercerita sepenuhnya, hatiku sebenarnya sudah bisa menebak , dan menurut apa yang dia tuturkan . Aku menarik satu kesimpulan. Bahwa dia memang modus pada semua wanita. Pada matematika modus adalah bilangan atau data yang sering muncul, ternyata di dunia nyata kemosudan adalah perkataan atau gombalan yang sering di ucapakan lak-laki pada setiap wanita.
Oke saya mulai terlihat sedikit memanas, bukan sakit d sekujur badan wahai pembaca, tetapi di sudut terjauh di hatiku, sudut paling gelap. Oke, saya hiperbolik sekali sepertinya.

Anak laki-laki yang baik, tidak akan pernah meneriaki wanita apalagi sampai membuat dia menangis.

Pengalaman ini, merupakan hunusan pedang es buatku, dimana setelah kejadian ini . Hatiku benar-benar akan aku gembok, aku lempar jauh-jauh kuncinya. Aku akan jahat pada ikhwan, lebih jahat dari biasanya.

Camkan ini baik-baik wahai ikhwan pemodus, semempesonanya kau, seperhatiannya engkau. Kalau aku bisa mengendalikan harapan, maka jurus apapun yang kau keluarkan tidak akan mempan, dan aku tidak akan jadi korban PHP mu

Oke, saya memutuskan melupakan, melepaskan, ( sambil latihan tendangan T )

Yang kau lupa ( cerpen edisi masa depan )


0, sorot matanya mulai meredup mendengar perkataan Hasna barusan, seperti apa yang tiba-tiba menusuk batinnya.
“ Kau lupa.. “ Hasna berkata lagi, tatapan yang tadi menunduk mulai menatap tajam wajah pria di depannya.
Danar masih terdiam, dia mengalihkan pandangan . Danar sadar Hasna melihatnya dengan sorotan yang tajam.
“ Yang kau lupa, bahwa kau terus memperbaiki diri , menunggu kepastian tersebut. Yang kau lupa, bahwa aku tumbuh semakin cantik dan dewasa, yang kau lupa bahwa aku mencintaimu selama ini “ Hasna berkata tegas, mata nya mulai memerah. Perasaanya benar-benar berkecamuk.
“ KAU LUPA, BAHWA KAU MEMBERIKU HARAPAN LEBIH. PERASAANKU , SEMAKIN AKU INJAK TUNASNYA TUMBUH SEMAKIN HEBAT, DAN AKU BERKAL-KALI MEMANGKAS HARAPAN ITU, SEMAKIN AKU PANGKAS DAUNNYA TUMBUH  LEBAT TAMPA AMPUN !!!!” Hasna berteriak dengan parau.
Danar tersentak sedemikian hebat, hatinya bergetar . Mata nya mulai ikut memanas, wanita di depannya berteriak melawan suara hujan di luar sana.
Hujan ikut meramikan perseteruan hebat malam itu, suasana semakin memanas dan hati Hasna semakin dingin.
Danar menggigit bibir, gamang berkata apa lagi. Dia sempurna menyalahkan sikapnya selama bertahun-tahun.
Hasna menatap Danar dengan tatapan kosong, mengumpulkan kekuatan untuk berkata lebih jauh lagi.
“ Kau tahu, setiap malam aku menikam perasaanku, berkali-kali aku berusaha menjaga perasaanku , berkali-kali aku menyakinkan diriku untuk tidak berharap padamu. “ Hasna mulai melembutkan suaranya, menghela nafas panjang dan berkata
“ Sempurna , semua nya berjalan menyakitkan selama 6 tahun, semua perasaanku yang tersimpan rapi, akan berakhir malam ini “
Hasna meneteskan dua bulir air mata, percuma dia tahan seperti apa. Air mata itu tetap terjatuh. Danar memundukan kepala nya, dia merasakan sakit yang tiba-tiba menjalar di sudut hatinya.
“ Wanita yang silih berganti datang dikehidupanmu, memberikan dirimu sebuah kepuasaan. Bahwa kau fikir kau bisa menaklukan segalanya ? Kau mungkin benar, mereka semua luluh padamu. Tapi mereka tidak pernah menaruh harapan padamu. “
“TIDAK PERNAH MENARUH HARAPAN PADAMU “ Hasna berkata degan lantang.
Danar masih mematung, semua memory nya bekerja keras menerjemahkan apa yang terjadi selama ini Hatinya ikut menangis.
 Hujan di luar sana, masih turun dengan deras. Hasna terdiam mematung lama sekali, Danar pun juga begitu.
“ 6 novel yang aku terbitkan, apa kau tidak berfikir novel-novel itu selalu terbit setiap kali kau ulang tahun “ Hasna berkata dan tersenyum sinis.
“ kau tidak pernah membacanya , Tidak pernah !!! “
Danar benar-benar sempurna tertusuk pedang Es, selama ini dia memang belum pernah membaca novel-novel yang Hasna terbitkan. Dan dirinya baru sadar novel itu selalu terbit menjelang hari ulang tahunya, novel-novel itu merupakan hadiah setiap hari ulang tahunnya.
Tubuh Danar mendadak kaku, lidahnya kelu tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia sempurna merasa bersalah.
Hasna jatuh bersimpuh, menangis terisak, menangis sejadi-jadinya. Malam itu, semua kesabarannya selama 6 tahun retak dan hancur dalam satu tepukan tangan.
“ Maaf, maaf, maaf, maaf, maaf.maaf maaf untuk semuanya ‘’ Danar mulai bersuara, suaranya melemah, kemudian ikut bersimpuh di hadapan Hasna yang telah menangis lebih dulu. Hasna menatap wajah pria di depan nya. Hatinya tidak tergamambarkan lagi bagaimana perasaanya, lelah yang sudah menjalar di hatinya.
“ Aku akan pergi jauh dari kehidupanmu, jauh meninggalkan 6 tahun yang sia-sia dengan bayang-bayangmu. Untuk 6 tahun yang tak pernah engkau hargai, untuk semua pengorbanan diriku yang tak pernah engkau sadari, biarlah aku dekap perasaanku ini, biarlah Allah yang akan membolak-balikan hatiku “ Hasna menghapus air matanya, lalu bangkit dan memasuki mobil, meninggalkan Danar yang masih termenung di sana.
Hasna mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, menerobos hujan yang turun lebat malam itu, air matanya terus tumpah.



Senin, 27 Mei 2013

# Bidadari itu dekat sekali.


# Bidadari itu dekat sekali.

Tulisan ini aku perembahkan untuk orang yang aku cintai, Mama.
Ma, aku mungkin tidak tahu bagaimana perasaan terdalam dan yang paling dalam di hatimu, tapi aku baru tahu dasarnya saja sudah membuat tubuh ini gemetar teringat akan jasa-jasamu.
Mah, aku tahu sekali barangkali kau adalah orang yang paling lelah di rumah, maaf ya ma, kalau aku belum bisa bantu banyak. Maaf ya mah, kalau nilai alam ku masih jelek.
Mah, terimakasih ya sudah memilihkan nama yang bagus untukku, nama ini indah sekali mah. Mah, aku tahu aku tidak lahir di rahimmu, tapi aku yakin sekali aku tumbuh di hatimu.
Mah, aku barangkali termasuk salah satu jutaan anak yang kehilangan kemampuan verbal untuk menyatakan kasih sayang atau sekedar berterimakasih padamu, tapi tak apa Mah, sebab aku rasa cinta adalah perbuatan yang nyata.

Mah, maaf ya semakin dewasa ternyata aku semakin menyedihkan saja, tapi entah mengapa melihat wajah mu, mendengar degup-degup jantung ketegaraanmu aku seakan-akan merasa tak dekat dengan kematian. Mah, kemarin aku ke dokter, uang hasil kerjaku dari pagi aku gunakan untuk periksa. Dan dokter bilang, penyakitku ini belum ada obatnya Mah. Aku merasa sedih sekali, tapi tak apa Mah, itu bukan pertama kalinya aku dengar, aku mungkin sudah kebal dengan kata-kata itu.

Mah, doakan aku ya Mah, aku mau berusaha jadi wanita yang baik yang bisa mama andalkan, aku mau terus tumbuh di hati mama. Sampai kapanpun.



Terimakasih ya Mah, masakanmu juga nomor satu di Hati.

*Tidak ada yang tidak bisa ( Edisi, termasuk kau dan dia )




*Tidak ada yang tidak bisa ( Edisi, termasuk kau dan dia )

Diam saja, pura-pura tidak mendengar apapun barusan. Berkat pertanyaan bodoh ku, munculah kalimat yang entah kenapa, sejujurnya mendengar nya biasa saja, tidak membuat sesak di hati. Alhamdulilah tidak, hanya saja. Saat macetnya jalanan, aku jadi berfikir lebih keras lagi. Bicara hati lagi kan, tulisan ini bicara tentang perasaan lagi. Ah, sudahlah tak mengapa. Tulisan-tulisan ini barangkali menjadi sesuatu yang bernilai kelak nanti, tak apa. Hanya dengan tulisan ini aku menyampaikan sesuatu yang tidak pernah bisa aku sampaikan lewat lisan.
Dy, aku tidak tahu wanita itu siapa, yang jelas aku tahu dia datang lebih dahulu sebelum aku dan aku mengerti mengapa pada waktu itu kau menulis status seperti itu, itu ternyata untuk dia. Bukan untuk aku, mungkin hanya kondisinya saja yang memang pas, saat kita berkenalan.
Aku semakin tahu Dy, kau ternyata termasuk modus baik terhadap semua wanita. Barangkali itu memang sebuah hal yang biasa yang terdapat pada dirimu, hanya saja setiap wanita menerjemahkannya beda-beda. Aku terlalu menimbun harapan sepertinya, aku masuk ke jurang perasaan. Untung saja Dy, aku sadar sebelum aku Mati dan patah Hati di jurang itu

Dy, yang tidak boleh kau lupa, aku tumbuh seiring waktu, aku akan berusaha memiliki hati yang cantik, dan menjadi seseorang yang membahagiakan dan menyebarkan kebaikan. Aku semakin takut bicara tentang hati, lebih baik aku tulis saja di perahu kertas, dan aku kirim ke entah kemana....
Kau mungkin tidak memebacanya lagi Dy, tulisan ini tidak pernah berniat kau lihat sedikit saja. Tak apa, aku menulis hanya untuk memuasakan perasaanku