Halaman

Kamis, 27 Desember 2012

Email yang menyedihkan...


Assalamualaikum wbr.

Maaf tiba-tiba mengganggu mas dengan pesan yang sepertinya tidak penting ini, tapi ada banyak hal yang harus aku bicarakan.
Apa kabar? semoga kau baik dan sehat selalu. Semoga tuhan selalu melindungi.
Sayangnya hari ini dan hari hari kemarin aku tidak dalam keadaan sehat. Mengetikan pesan ini saja jariku gemetaran, doakan cepat sembuh ya.

sebelumnya aku ingin meminta maaf, jika isi pesan ini tidak seperti pesan-pesan ku yang lain, yang satu ini berisi banyak hal yang membuat aku sedih. Aku memutuskan untuk mengatakannya, menceritakan semuanya kepadamu.

Beberapa waktu ini aku berusaha untuk tidak menghubungi kamu lagi. aku enggan menghubunggi karena, itu semakin membuat aku sakit, teramat sakit. Dan entah mengapa, kau juga tidak berusaha menghubungiku atau sekedar sms menyapa. Bukankah ini berarti ada yang salah? Kau berusaha menjauhiku? Entahlah. Tak mungkin rasannya... Aku lelah berfikir yang tidak-tidak lelah membuat asumsi. Kau pasti tau persis bentuk perasaanku sekarang ini.. patah sekali.

Aku tidak pernah menyesal memiliki perasaan kepadamu, tidak pernah. Tapi, aku sangat menyesal teramat malah, membuat aku seringkali tertelengkup menanngis ..

Dulu, ya ada banyak memory indah tentangmu, tentang semua janji indah itu,,
kau tau kenapa aku begitu tersakiti?

Karena tampa kau sadari, kau telah menyentuh hatiku dan akhirnya berakhir dengan kekecewaan. Karena telah memberiku harapan tapi tak pernah memberi kelanjutan. karena kau mengucapkanhayalan indah tapi tak bisa menjadikan hayalan itu. karena kau mengucapkan mimpi-mimpi hidup bahagia, tapi akhirnya kata pisah. Duhai engkau yang menebas habis malam-malam ceria ku membuatnya menjadi penuh dengan air mata.kau membuatku menunggu dan kau berhenti untuk menunggu. Engkau hanya menyakitiku perlahan tapi pasti. karena apa? KARENA KETIKA KATA2 SUDAH MENDARAT DI TELINGA DAN TERNYATA ITU SEMUA HANYA ANGAN-ANGAN. MAKA. tampa kau sadari YANG DI gombali adalah yang paling tersakiti.

Seharusnya, saat hujan turun degan indah saat perasaanku muncul bermekaran ketika aku di busway (waktu pertandingan gubernr cup ) ketika itu seharusnya aku benar benar bersumpah. Tidak akan pernah mengungkapkan perasaanku kepadamu, tidak akan pernah! sampai sabuk ku putih. Sayang, aku sama sekali tidak mengucap sumpah itu. Ketika kau menyatakan perasaan, ketika kau tidak pernah mempermasalahkan usia, ketika kau bilang " Mas, mau koq nungguin kamu . mas siap koq " tapi jawaban aku " Jangan bilang begitu, kalau mas mau nikah dan gak sanggup ya silakan tinggalin aku " terus mas bilang " Mas mau kita berssatu " ..

Dan kenyataannya ? Duhai hanya berjalan beberapa bulan, setelah itu kau berubah amat berubah. Kau jadi cuek sekali berbeda sekali jika berbicara atau smsn dengan aku, saat itu. Aku masih bodoh, dan terus berdoa terus menguatkan diri.

Kau tau mas. Diammu jauh lebih menyakitkan di banding marahmu, Aku lebih baik di marahi karena telat makan di marahi karena bertanya banyak hal kepadamu, di bandingkan tatapan teduh itu, tatapan polos itu, tatapan kosong. Itu jauh lebih menyakitkan.

Aku waktu itu amat merasa. bersaing dengan sesuatu. Kau sudah mulai berubah. Atau jangan-jangan kau tidak pernah mencintaiku? Aku hanya menjadi pelarian sesuatu. Aku waktu itu berkali kali meminta penjelasan dan bertanya mas kenapa? tapi mas selalu menjawabnya dengan datar bilang " Tidak apa-apa"

Setelah itu...... kau bilang kita putus?
Dengan alasan apa? alasan yang tak pernah masuk akal? dulu kau pernah bilang dengan yakinnya " Kalau ada  yang tau hubunggan kita, mas siap mental itukan hak kita mau suka sama siapa !"
Tak masuk akal kan, kau yang sedewasa itu jatuh cinta pada anak ingusan seperti ku? Apa salahnya jika kau mencintai seseorang yang masih beranjak dewasa? Bukankah aku berubah seiring waktu bukankah aku berubah mnjadi dewasa dan cantik? ( pede sekali ) seperti yang kau anggan-anggan kan? MENGAPA KAU HARUS TAKUT MENGHADAPI SEMUA KENYATAAN PERASAAN ITU ?

lantas ...? Entahlah, aku lelah sekali..
Setelah kejadian itu... aku berusaha sekuat mungkin, aku intropeksi,


dari semua yang aku ungkapkan di atas aku memutuskan, AKU LAH YANG SALAH, AKU YANG SALAH KARENA TERLALU BERHARAP. TERLALU PERCAYA.

Trimakasih atas semua pelajaran yag amat berharga, kerena dari situ semua. Aku mengerti akan hal-hal indah yaitu.
1. Gak selamanya apa yang kita harapkan, akan sesuai
2. Jangan percaya sama cowok yang menyatakan perasaan, sesuka apapun dia sama kita ah, paling-paling ujung2nya jenuh.
3. Mungkin, aku akan berusaha sekuat mungkin jika suka sama seseorang akan mendam di pendam jauh-jauh.
4. Hal gombal apapun, bikin aku sakit .
5. Aku gak akan masuk ke lubang yang sama lagi, kerena aku udah dapet pengalaman dari kisah di atas.


tenyata proses menikmati patah hati indah sekali, tiba- tiba suka mengeluarkan air mata. Hari ini, aku dengar Cyntia .dan mas Rendi bilang, kau pacaran dengan nya. Cieeee.... ini cius ? heheh selamat ya, dan makasih atas semuanya.

* Aku akan memulai hari-hari aku,,, semoga aku bisa melupakan kenangan itu, bukan melupakan mas. Karena mas adalah kakakku yang amat aku hormati.

Kakak yang telah memberiku banyak pelajaran.

Aku kangen dengan kakak yang lucu yang lepas bercanda dengan ku, yang dengan apa adannya curhat dengan aku. Ingin sekali berbincang hal lain yang menyenangkan, Bukan membicarakan segala kesedihan ini lagi ( Aku memutuskan melupakan rasa sakit itu, ) Waktu semua masih terasa indah dengan kegokilan mas, masa-masa indah itu. Kakak dan adik.

Trimakasih, aku lega sekalitelah bercerita
Aku kangen semuanya....
dari adikmu (entahlah aku di anggap adik atau tidak ) :
Halimah

                                                                        **********


       Aku menitihkan air mata, aku memutuskan mengirimkan email itu, membuat ku sesak setiap kali memikirkan hati yang semakin patah ini. Aku sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, ini semua pada akhirnya terlalu menyakitkan.
Hari ini hujan turun amat lebatnya, sepertinya langit memang mengerti apa yang aku rasakan. Agama ku bilang jika hujan lebat dan kita berdoa, maka doa tersebut termasuk doa yang mustahab.
Aku mendongak ke langit-langit kamar, di luar masih ramai oleh suara hujan yang membuncah. Menghela nafas resah, kemudian menghapus air mata yang sempat menetes. Aku berharap semua kejadian menyakitkan ini tidak terulang lagi.

( catatan : ini adalah coret-coretan saya, surat di atas tidak sepenuhnya saya tulis menggunakan kalimat saya, beberapa ada yang dari novel " Daun yang jatuh tak pernah membenci angin " karya Tere-liye... sungguh saya tidak bermaksud plagiat, tapi hanya kata-kata di kalimat novel itu yang dapat menggambarkan perasaan yang dialami Halimah. Halimah ini sebenanrnya teman saya dan saya terinspirasi menuliskannya, sebenarnya notes ini sudah lama. Tapi baru saya publikasikan... saya masih banyak belajar,.. trimakasih )

Tidak ada komentar: