Aku memapah ibu yang semakin terlihat melemah, membantu ibu untuk duduk di kursi roda. Aku menahan segala kepiluan yang merasuki batinku, ibu memegang tanganku dengan erat, tapi aku tahu kekuatannya melemah. Penyakit jantung koroner membuatnya semakin terlihat melemah, aku hampir meneteskan air mata saat mendorong kursi roda melewati bangsal-bangsal rumah sakit.Aku tidak sengeja melihat sosok laki-laki yang berdiri mematung menatapku, dia seperti berempati menatapku, pandangan kita sama-sama bertemu. Aku lantas cepat kembali menundukan pandangan, kembali mendorong kursi roda.
Bahwa aku sangat menikmati jejak langkah, dan aku menikmati bagian punggung seseorang, sehingga lahirlah sebuah ketidakpaksaan , bahwa tiada yang dapat memaksa hati, tiada seorangpun, tiada siapapun, aku mengeja semua tulisan ini dengan rasa, pengeja rasa.
Halaman
Sabtu, 01 Juni 2013
*Coba -coba Duet ( proyek novel duet dengan kak Arif )
Aku memapah ibu yang semakin terlihat melemah, membantu ibu untuk duduk di kursi roda. Aku menahan segala kepiluan yang merasuki batinku, ibu memegang tanganku dengan erat, tapi aku tahu kekuatannya melemah. Penyakit jantung koroner membuatnya semakin terlihat melemah, aku hampir meneteskan air mata saat mendorong kursi roda melewati bangsal-bangsal rumah sakit.Aku tidak sengeja melihat sosok laki-laki yang berdiri mematung menatapku, dia seperti berempati menatapku, pandangan kita sama-sama bertemu. Aku lantas cepat kembali menundukan pandangan, kembali mendorong kursi roda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar