Halaman

Jumat, 07 Juni 2013

#Tulisan . ka Arif

PROLOG

Alina. Perempuan Pengeja Rasa..

Alina, masihkah kau percaya jika tanda titik adalah penghabisan dari sebuah kalimat kehidupan? Tentu tidak Alina , karna tanda titik hanyalah ibarat sebuah tempat peristirahatan sementara dikala kau ingin menghelak nafas barang sejenak, atau sekedar melepas lelah setelah sekian lama berjalan dan terus berjalan tanpa henti, hanya untuk mengeja sebuah rasa yang sampai sekarang belum kau pahami artinya.

Alina, masihkah kau terus menggenggam erat sepotong asa yang hampir-hampir saja jatuh tergeletak menyusur tanah, saat genggaman tanganmu mulai melemah dan tubuhmu gontai berjalan seperti seorang pesakitan paling rapuh dikehidupan ini. Tentu saja, Alina – kau harus tetap menggenggamnya erat-erat , meski sepotong asa itu bisa menggetarkan sekujur tubuh lemahmu. Kau tidak hanya punya sepotong asa Alina, tapi kau punya berjuta-juta harapan yang suatu saat bisa membuatmu kembali tersenyum manja, seperti sedia kala.

Alina, kau pernah mengatakan kepadaku, kalau kau adalah wanita kuat, tegar dan pantang menyerah. Tapi alina, satu hal yang perlu kau tahu. Sekuat apapun dirimu, kau tetaplah seorang wanita alina. Kau punya sisi lemah yang mungkin tak kau sadari, tapi sisi lemah itu adalah hakikatmu sebagai seorang perempuan yang diciptakan dari tulang rusuk pria. Kau tetap butuh seseorang untuk menopang sisi lemah itu. Dan suatu saat jika kau pahami itu, kau tahu harus pergi menemui siapa.
Alina, bahkan sampai saat kau menghembuskan nafas terakhir, kau tetap tak mampu mengeja rasa itu lewat mulut dan kata-katamu. Tapi bagiku, kau lebih dari mengeja sebuah rasa. Karna kau punya hati yang putih,lembut dan bening seperti mata air yang tak terjamah.

Alina, kau lebih dari sekedar wanita biasa. Aku tahu itu. Bahkan sampai detik ini, aku berharap Tuhan sudi menciptakan wanita sepertimu lagi, meski aku tahu itu takkan mungkin terjadi. Seorang alina akan tetap menjadi seorang alina. Perempuan bernama alina, seorang pengeja rasa. Dan aku adalah satria, yang hendak menunjukkan padamu cara mengeja rasa itu. Tapi sebelum semua itu terjadi, kau hanya tinggal nama, oh Alina.

Tidak ada komentar: