Halaman

Selasa, 26 Maret 2013

Terinspirasi oleh macetnya ibu kota



Kehilangan adalah sesuatu yang pasti, sesuatu yang seharusnya ada di tempatnya, sesuatu yang harusnya biasa kita jumpai, sesuatu yang biasanya kita dengar. Entah, dengan alasan apa menghilang. Bagaimana, rasannya kehilangan ? Silakan buat catatan sendiri mengenai hal ini, saya rasa semua orang punya penerjemahan masing-masing dan memiliki kisahnya masing-masing. Tapi, rasa-rasanya kita semua sepakat bahwa kehilangan adalah suatu proses “menyakitkan” dalam beberapa kasus.                               Kehilangan bisa jadi membawa perubahan dari diri kita, baik dalam aspek fisik maupun psikologis. Dan yang lebih menyedihkan, kita terpuruk dalam proses kehilangan tersebut.
Resah menatap langit-langit kamar, saat memejamkan mata selalu ada rasa cemas yang menghantui, bahkan saat di macetnya jalanan membuat kita melamun, entah apa yang kita rasa. Setiap manusia pasti pernah kehilangan .Apapun itu, sesuatu yang biasanya bersama bahkan kita anggap milik kita lenyap pergi entah kemana. Tapi, apapun itu, sekali lagi kitalah yang menentukan kebahagiaan kita, kita yang menentukan jalan apa yang akan kita tempuh.
Apa yang membuat kita tidak ikhlas setelah merasa kehilangan? Apa karena “sesuatu” itu begitu berarti banyak untuk kehidupan kita? Ada seorang suami yang kehilangan istrinya, tapi Oh lihatlah, dia terlihat sama bahagianya sama seperti saat istrinya masih hidup, Eh, gimana bisa ? Ada, seorang anak yang telah kehilangan orang tua nya tapi dia masih tetap bahagia sama seperti saat dia lahir. Bukan berarti si anak bahagia atas kepergian orang tuan-nya. Bukan sama sekali.
Apa rahasianya ? Sebenarnya mungkin kalian sudah tahu, mungkin kalian adalah pelaku-pelakunya. Rahasianya adalah “ mereka yang hilang akan selalu bersemayam di hati “
Maksudnya ? Begini, karena kehilangan adalah sesuatu yang pasti maka saat kalian mencintai sesuatu itu membenaklah begini “ sampai kapanpun, ada atau tidak ada nya mereka di hadapanku, mereka akan selalu hidup di hati dan menjadi bagian dalam hidupku “ maka ketika “sesuatu “ itu hilang. Insyaallah mereka akan selalu hidup di hati kita m-masing. Bukankah Allah akan mengganti nya dengan yang lebih baik. Hei, ada janji kehidupan yang lebih baik tentunya. Percayalah
Semoga pemaknaan kehilangan akan menjelma menjai energi yang positif. Bukankah selalu muncul hal-hal yang baru dalam hidup kita? “sesuatu” yang hilang itu jika memang posisi nya tidak dapat tergantikan tapi setidaknya kita sedikit terobati lewat pemahaman- pemahaman baik akan hakikat memiliki dan hakikat kehilangan.
Kehidupan ini sementara bukan? Silih berganti datang dan pergi dan pada akhirnya kita juga akan menghilang, meningalkan sesuatu yang selalu bersama kita. Seperti benang panjang yang runit, setiap detik di seluruh dunia selalu ada kehilangan. Tinggal bagaimana kita memaknai kehilanga tersebut. Jangan sampai kita telah
“KEHILANAGN atas rasa KEHILANGAN itu sendiri “

Selamat merenung, maaf jika notes ini terlihat aneh
Dibuat dengan penuh tanda tanya.

Tidak ada komentar: