Saya kecewa sekali, maksud baik terkadang
tidak selalu diterjemahkan dengan baik. Prasangka buruk, itu yang
terkadang kita lakukan. Berapa kali dalam sehari kite berprasangka
buruk dalam sehari ? Oh, jangan jangan sering ,bahkan tampa disadari sudah
menjadi tabiat yang mendarah daging. Saya kecewa sekali, kita terlalu cepat dalam menerjemahkan
sesuatu hal , terlalu cepat dalam menggambil kesimpulan, lantas kita menyalahkan orang yang bermaksud baik
tersebut. Apa karena kita tidak suka cara orang tersebut dalam melakukan hal
yang baik itu ? Bisa jadi. Bukankah ini namannya berprasangka buruk,
hei ini kan termasuk penyakit hati. Ada teman saya bermaksud baik sekali niat
ingin membantu temannya. Eh, nasib dia malah dimarahi. Allah itu mengikuti prasangka hambanya, maka
kita harus benar-benar berprasangka baik. Karena bisa jadi prasangka yang kita
anggap kecil itu berdampak buruk untuk kehidupan kita. Prasangka itu bahkan dapat berubah
menjadi sebuah keyakinan, bayangkan betapa bahayanya sebuah keyakinan, karena
kita dalah apa yang kita percayai. Bukankah begitu ? Saat menuliskan catatan ini
saya hanya bisa terdiam lamat-lamat menatap kursor yang berkedip, ajang
intopeksi diri. Saya hanya bisa menghela nafas jangan-jangan tabiat buruk itu
sudah mendarah daging. Saya takut sekali, atau jangan-jangan orang-orang terdekat saya mempunyai tabiat
ini. Aduh, apa jadinnya pasti orang-orang akan malas membantu, malas peduli
sebab bisa jadi setiap ah baru saja niat sudah di prasankakan buruk.
Menyakitkan sekali bukan ? Lantas kalau tidak terima di tuduh hal-hal buruk
lantas kita membalas dengan marah ? Duhai, lengkap sudah jadilah pertengkaran.
Setan pun akan tersenyum puas. Prasangka buruk itu tidak
menghasilkan sesuatu yang positif, membuat kita selalu dihantui rasa cemas,
sibuk berasumsi hal-hal yang kita yakini. Padahal, bisa jadi atau bahkan
sering-nya prasangka buruk itu salah, malu sekali. Dan yang lebih menyedihkan
penyakit hati itu sudah mencongkol di hati kita. Membiarkan setan telah
berhasil menguasai hati dan nafsu kita. Kasihan sekali bukan,
orang-orang yang kita prasangkakan buruk, ngenes sekali perasaan mereka. Bagai
air susu di balas air tuba, mereka pasti sedih dengan perilaku buruk kita. Ya Allah, aku memohon padamu ampunkalnah
dosaku pada prasangka buruk terhadap orang-orang yang berniat baik pada diriku,
dan bantu aku untuk menjauhi prasangka buruk ini, aku enggan penyakit ini
menguasai hatiku, aamiin. Sesungguhnya Kau Maha Tahu prasangka hamba-hambamu.
*Dibuat dengan rasa kecewa, notes ini sebenarnya
untuk saya dan sekali lagi bisa kan berprasangka baik pada tulisan ini ?
Setidaknya saya tidak bermaksud menceramahi. Hanya ingin berbagi pikiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar