Halaman

Selasa, 02 April 2013

Pemahaman yang semoga baik



Saya kecewa sekali, maksud baik terkadang tidak selalu diterjemahkan dengan baik. Prasangka buruk, itu yang terkadang  kita lakukan.  Berapa kali dalam sehari kite berprasangka buruk dalam sehari ? Oh, jangan jangan sering ,bahkan tampa disadari sudah menjadi tabiat yang mendarah daging. Saya kecewa sekali,  kita terlalu cepat dalam menerjemahkan sesuatu hal , terlalu cepat dalam menggambil kesimpulan, lantas kita  menyalahkan orang yang bermaksud baik tersebut. Apa karena kita tidak suka cara orang tersebut dalam melakukan hal yang baik itu ? Bisa jadi.  Bukankah ini namannya berprasangka buruk, hei ini kan termasuk penyakit hati. Ada teman saya bermaksud baik sekali niat ingin membantu temannya. Eh, nasib dia malah dimarahi.   Allah itu mengikuti prasangka hambanya, maka kita harus benar-benar berprasangka baik. Karena bisa jadi prasangka yang kita anggap kecil itu berdampak buruk untuk kehidupan kita.           Prasangka itu bahkan dapat berubah menjadi sebuah keyakinan, bayangkan betapa bahayanya sebuah keyakinan, karena kita dalah apa yang kita percayai. Bukankah begitu ?                                                       Saat menuliskan catatan ini saya hanya bisa terdiam lamat-lamat menatap kursor yang berkedip, ajang intopeksi diri. Saya hanya bisa menghela nafas jangan-jangan tabiat buruk itu sudah mendarah daging. Saya takut sekali, atau jangan-jangan  orang-orang terdekat saya mempunyai tabiat ini. Aduh, apa jadinnya pasti orang-orang akan malas membantu, malas peduli sebab bisa jadi setiap ah baru saja niat sudah di prasankakan buruk. Menyakitkan sekali bukan ? Lantas kalau tidak terima di tuduh hal-hal buruk lantas kita membalas dengan marah ? Duhai, lengkap sudah jadilah pertengkaran. Setan pun akan tersenyum puas.           Prasangka buruk itu tidak menghasilkan sesuatu yang positif, membuat kita selalu dihantui rasa cemas, sibuk berasumsi hal-hal yang kita yakini. Padahal, bisa jadi atau bahkan sering-nya prasangka buruk itu salah, malu sekali. Dan yang lebih menyedihkan penyakit hati itu sudah mencongkol di hati kita. Membiarkan setan telah berhasil menguasai hati dan nafsu kita. Kasihan sekali bukan, orang-orang yang kita prasangkakan buruk, ngenes sekali perasaan mereka. Bagai air susu di balas air tuba, mereka pasti sedih dengan perilaku buruk kita.  Ya Allah, aku memohon padamu ampunkalnah dosaku pada prasangka buruk terhadap orang-orang yang berniat baik pada diriku, dan bantu aku untuk menjauhi prasangka buruk ini, aku enggan penyakit ini menguasai hatiku, aamiin. Sesungguhnya Kau Maha Tahu prasangka hamba-hambamu.

*Dibuat dengan rasa kecewa, notes ini sebenarnya untuk saya dan sekali lagi bisa kan berprasangka baik pada tulisan ini ? Setidaknya saya tidak bermaksud menceramahi. Hanya ingin berbagi pikiran


Tidak ada komentar: